Tuesday, January 6, 2015

Rupiah dan IHSG Kembali Melemah dan Harga Emas Antam Naik Rp. 12.000 Dalam 2 Hari

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terjadi. Hari ini, dolar AS terus 'perkasa' dan menembus kisaran Rp 12.700. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Rabu (7/1/2015), dolar AS saat ini berada di posisi Rp 12.710. Menguat dibandingkan kala penutupan pasar kemarin yaitu Rp 12.635.

"Laju rupiah belum menunjukkan adanya perbaikan, masih menunjukan pelemahan lanjutan," kata Reza Priyambada, Kepala Riset Woori Korindo Securities dalam kajiannya. Pelemahan rupiah, lanjut Reza, disebabkan oleh kekhawatiran investor terhadap penurunan harga minyak. Akibatnya, investor cenderung beralih ke instrumen paling aman (safe haven) yaitu dolar AS dan emas.

"Di sisi lain, masih adanya kekhawatiran terhadap masalah Yunani yang melemahkan euro juga turut berimbas negatif pada Rupiah. Terapresiasinya mata uang yuan Tiongkok seiring rilis rencana pemerintah mendorong pengerjaan proyek infrastruktur senilai 7 triliun yuan, belum cukup mampu direspon positif pelaku pasar," jelas Reza.

Hari ini, Reza memperkirakan dolar AS akan bergerak dalam kisaran Rp 12.665-12.649. "Masih adanya sentimen negatif membuat laju rupiah berpeluang kembali melanjutkan pelemahan. Meski diharapkan dapat lebih terbatas namun, tetap waspadai berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah," sebutnya.

Pasar saham Amerika Serikat (AS) kembali ditutup melemah pada perdagangan semalam. Indeks Dow Jones Industrial Avg mengalami koreksi -0,74%, sementara indeks S&P500 melemah -0,89%. Dari pasar Asia, indeks utama regional pagi ini juga bergerak melemah. Indeks Nikkei 225 (Jepang) turun -0,10%, sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan terkoreksi -0,02%.

Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas juga melanjutkan pelemahan. Harga minyak mentah WTI turun -0,10% ke level US$47,88 per barel. Sedangkan harga emas Comex terkoreksi -0,29% ke posisi US$1.215,90 per troy ounce.

Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), yang salah satu agendanya menetapkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate), pekan depan. Selain itu, investor juga menunggu hasil kinerja keuangan perusahaan tercatat (emiten) 2014.

Analis Teknikal Mandiri Sekuritas sendiri mengungkapkan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahannya. Pada perdagangan hari ini, IHSG akan bergerak dikisaran support 5.124 dan resistance 5.227.

Dalam 2 hari terakhir, harga emas mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Di dalam negeri, harga emas Logam Mulia Antam naik Rp 12.000/gram selama 2 hari terakhir. Setelah naik Rp 5.000/gram kemarin, hari ini harga naik Rp 7.000/gram. Suluh Wicaksono, Analis Millenium Penata Futures, mengatakan harga emas dunia memang 'melompat' dari sebelumnya di kisaran US$ 1.170/troy ons menjadi US$ 1.222/troy ons. "Harga naik cukup tajam dalam 2 hari ini," ujarnya, Rabu (7/1/2015).

Menurut Suluh, kenaikan harga emas disebabkan oleh efek awal tahun. Jelang akhir tahun lalu, harga emas sudah terkoreksi cukup tajam sehingga investor mengambil posisi beli. Selain itu, lanjut Suluh, lonjakan harga emas juga tidak lepas dari penurunan harga minyak. "Investor pindah ke instrumen safe haven, yaitu emas. Kenaikan permintaan membuat harga emas naik," tuturnya.

Kemudian, tambah Suluh, harga emas juga terdongkrak karena belum jelasnya keputusan kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) THe Federal Reserves/The Fed. "Keputusannya masih mengambang, dan sepertinya investor sudah tidak sabar kemudian ambil posisi terlebih dulu," katanya.

Dari faktor fundamental, Suluh menilai kenaikan harga emas juga didukung oleh permintaan yang tinggi di Tingkok jelang hari raya Imlek. Tiongkok sendiri merupakan salah satu konsumen emas terbesar di dunia, sehingga peningkatan permintaan di Negeri Tirai Bambu bisa mempengaruhi pergerakan harga.

Oleh karena itu, Suluh memperkirakan harga emas masih akan kinclong setidaknya sampai Imlek pada Februari mendatang. "Harga di US$ 1.200/troy ons mungkin bisa menjadi level support sampai Imlek. Mudahan-mudahan bisa bertahan," ucapnya.

No comments:

Post a Comment