Kementerian Keuangan akan kembali melakukan lelang beberapa seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/sukuk) pada Selasa (13/1) pekan depan. Melalui lelang tersebut, pemerintah membidik target perolehan dana sebesar Rp 2 triliun. Menurut rencana, pemerintah akan melelang tiga seri SBSN berbasis proyek (Project BasedSukuk) serta satu seri SBSN jangka pendek. SBSN berbasis proyek yang akan dilelang yaitu seri PBS006 (reopening), PBS007 (reopening) dan PBS008 (reopening). Sementara, SBSN jangka pendek yang akan dilelang yaitu seri SPN-S 14072015 (new issuance).
SBSN seri PBS006 akan jatuh tempo pada 15 September 2020 dan menawarkan imbalan sebesar 8,25 persen. Seri PBS007 akan jatuh tempo pada 15 September 2040, dan menawarkan imbalan sebesar 9,00 persen. Untuk seri PBS008, akan jatuh tempo pada 15 Juni 2016.
“Penerbitan ketiga seri SBSN tersebut menggunakan akad ijarah asset to be leased, dengan underlying asset berupa proyek/kegiatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2015,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Yudi Pramadi dalam siaran pers, dikutip Kamis (8/1).
Sementara seri SPN-S 14072015 akan jatuh tempo pada 14 Juli 2015 dan menawarkan imbalan berupa diskonto. Penerbitan SBSN ini menggunakan akad ijarah sale and lease back, denganunderlying asset Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah dan bangunan.
Menurut Yudi lelang akan dibuka pada 13 Januari 2015 pukul 10.00 WIB dan ditutup pada pukul 12.00 WIB. Hasilnya akan diumumkan pada hari yang sama setelah pukul 15.30 WIB. Sementara, setelmen akan dilakukan pada 15 Januari 2015.
Lelang ini bersifat terbuka (open auction) dengan metode harga beragam (multiple price). Dengan demikian, pada prinsipnya semua pihak, baik investor individu maupun institusi dapat menyampaikan penawaran pembeliannya (bids). Namun, dalam pelaksanaannya, penyampaian penawaran harus melalui peserta lelang yang telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Keuangan. Pemerintah menargetkan penarikan pembiayaan sebesar Rp Rp 78,5 triliun pada kuartal I 2015 dari pasar obligasi domestik.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dalam situsnya, seperti dikutip Sabtu (3/1), merilis jadwal penerbitan surat berharga negara (SBN) konvensional maupun syariah. Otoritas menjadwalkan SBN terbit setiap pekan pada hari Selasa selama periode Januari hingga Maret 2014. Sementara untuk penukaran utang dengan obligasi baru (debt switch) rencanannya akan dilakukan pada 27 Maret 2014.
Aksi lelang obligasi negara sudah dimulai DJPU sejak kemarin, Jumat (2/1), dengan menerbitkan dua seri SUN bertenor enam dan tujuh tahun. Dari lelang tersebut, pemerintah meraup pembiayaan sebesar Rp 3 triliun. Secara kumulatif, jumlah obligasi negara yang diperdagangkan hingga akhir tahun llau mencapai Rp 1.209,96 triliun atau meningkat Rp 214,7 triliun dibandingkan nilai pembukaan perdagangan pada 2 Januari 2014 sebesar Rp 995,25 triliun.
DJPU melaporkan investor asing menjadi pembeli terbesar surat utang negara (SUN), yakni mencapai Rp461,4 triliun atau 38 persen dari total yang diperdagangkan. Statistik menunjukan investasi asing di portfolio SUN meningkat selama periode Januari-November 2014. Memasuki Desember 2014, arus modal asing berbalik ke luar sebesar Rp 19,15 triliun yang berimplikasi pada pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
No comments:
Post a Comment