Lelang surat utang negara (SUN) seri global senilai Rp 40 triliun meningkatkan membawa sentimen positif bagi rupiah. Pada transaksi pasar uang Jumat, 9 Januari 2015, rupiah ditutup menguat 28 poin (0,22 persen) ke level 12.647 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah juga terbantu oleh penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS.
Ekonom dari PT BNI Securities, Heru Irvansyah, mengatakan penerbitan global bond senilai hampir US$ 3,5 miliar tersebut akan menambah pundi-pundi dolar di pasar domestik. "Dengan pasokan dolar yang terjaga, maka kebutuhan dolar di pasar dalam negeri diharapkan tidak terlalu membebani kurs rupiah."
Pemerintah menerbitkan surat utang berdenominasi valuta asing di New York, AS, pada 8 Januari 2015 dengan imbal hasil (yield) 4,5 persen untuk tenor 10 tahun dan 5,5 persen untuk seri 30 tahun. Lelang SUN ini merupakan bagian dari program Global Medium Term Notes pemerintah dengan target US$ 30 miliar.
Selain itu, rupiah juga terbantu oleh rilis cadangan devisa posisi bulan Desember 2014 yang kembali meningkat ke US$ 111,8 miliar setelah bulan sebelumnya sempat merosot ke level US$ 111,1 miliar. "Terserapnya dolar melalui surat utang ditambah terjaganya likuiditas, membuat investor lebih percaya diri dalam memegang rupiah," ungkap Heru.
Dengan nilai tukar rupiah yang stabil dan ketersediaan dolar yang cukup, Heru memperkirakan Bank Indonesia akan bersikap lebih konservatif terhadap perubahan kebijakan moneter. Suku bunga diperkirakan masih akan ditahan di level 7,75 persen sambil menunggu perkembangan lebih lanjut dari suku bunga bank sentral AS (The Fed).
No comments:
Post a Comment