PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berharap masih ada ruang untuk mendapatkan suntikan modal dari pemerintah. Perusahaan pelat merah ini usul dapat Rp 7,2 triliun berupa Penyertaan Modal Negara (PMN).
Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo mengatakan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya itu memang tidak masuk dalam daftar penerima PMN dari pemerintah yang nilainya mencapai Rp 75 triliun. Tapi ia berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa mempertimbangkan kembali.
"Nama kami belum ada. Sekarang masih dibahas di DPR, kami tidak tahu. Kami masih punya harapan, ada kebagian lah," tutur Bintang dalam konferensi pers di Restoran Meradelima, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (29/1/2015). Bintang memaparkan, tahun ini WIKA usul dapat PMN Rp 2,6 triliun. Sementara di tahun 2016, WIKA juga berharap bisa mendapatkan PMN sebesar 4,6 triliun.
"Totalnya Rp 7,2 triliun," tuturnya.
Bintang menjelaskan, jika mendapatkan suntikan dana tersebut, perusahaan pelat merah itu bakal membangun beberapa proyek untuk mendukung program infrastruktur pemerintah. "Tujuannya semata untuk menunjang kegiatan program pemerintah baru dalam hal electricity, penyediaan air, jalan dan jembatan, dan oil and gas,"
Dia merinci, dana yang didapat dari PMN itu pun akan membantu program pemerintah dalam membangun pembangkit listrik 35.000 MW dalam 5 tahun ke depan hingga 2019. "Kebutuhan listrik pemerintah 35.000 MW. Itu pastinya tak bisa dalam satu tahun. Kami melihat kemungkinan itu di tahun ini 3.500-4.000 MW. PMN itu bisa untuk berpartisipasi di 3.500 MW pertama," tutupnya.
Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan digunakan untuk menggenjot infrastruktur. Salah satunya adalah perluasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten.
Sebanyak Rp 3 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN) akan diberikan kepada PT Angkasa Pura (AP) II (Persero). Apa saja yang akan dilakukan operator bandara pelat merah itu terhadap tambahan modal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut?
Menteri BUMN Rini Soemarno sudah menyampaikan aneka proyek yang akan digarap AP II kepada DPR saat rapat kerja bersama Komisi VI pekan lalu. Tambahan modal tersebut akan dipakai untuk membiayai pembangunan dan pembebasan lahan landasan pacu (runway) ke-3 di Bandara Soetta. Tidak hanya itu, dana segar tersebut bakal dipakai membangun cross taxiway yang menghubungkan antara 2 runway di Bandara Soetta.
Saat ini, perusahaan pelat merah itu juga sedang mengerjakan mega proyek pengembangan Terminal 3 Ultimate di bandara tersebut. Targetnya proyek ini bisa rampung Juli 2015. Saat selesai dan beroperasi normal, Terminal 3 Ultimate memiliki kapasitas hingga 25 juta pergerakan penumpang per tahun. Proyek pengembangan Terminal 3 Ultimate memakan investasi Rp 4,7 triliun.
AP II juga sudah membentuk anak usaha baru bersama tiga BUMN lain untuk proyek monorel di Bandara Soetta alias Sistem Angkutan Bandara atau disingkat 'Sang Dara'.
Anak usaha patungan ini bernama PT Angkasa Pura Adhilenka. Anak usaha tersebut dimiliki oleh 4 perusahaan pelat merah, yaitu AP II, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT LEN (Persero), dan PT Industri Kereta Api (INKA).
No comments:
Post a Comment