Sunday, January 25, 2015

Industri Alat Kesehatan Indonesia Raup Untung Ditengah Negara Konflik Timur Tengah

Alat kesehatan made in Indonesia semakin dilirik pasar Timur Tengah dan Afrika. Alat kesehatan asli Indonesia laris manis di negara-negara rawan konflik perang.  Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak menyebutkan, ekspor alat kesehatan (alkes) ke dunia meningkat rata-rata hampir mencapai 10% setiap tahunnya. Dalam 5 tahun terakhir, dikatakan Nus, ekspor alkes meningkat 9,35% dengan nilai US$ 298,91 di tahun 2013.

"Tren peningkatan kinerja ekspor alkes di kawasan Timur Tengah dan Afrika juga tak lepas dari upaya promosi yang dilakukan secara aktif, konsisten, serta berkesinambungan sejak 2006 yang didukung oleh Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI)." tuturnya dalam siaran pers, Minggu (25/1/2015).

Nus menyebutkan, pasar Timur Tengah memang sangat potensial, terutama Uni Emirat Arab yang menjadi pintu masuk ekspor bagi negara di kawasan Indonesia TImur. Negara-negara sekitarnya membutuhkan berbagai produk peralatan kesehatan, terutama negara-negara yang tengah terlibat konflik.

Hubungan perdagangan Indonesia dengan UEA meningkat sebesar 31,79% selama periode Januari-Oktober 2014 sebesar US$ 3,57 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. "Pasar Timur Tengah sebagai kawasan negara kaya seperti UEA, Arab Saudi, Qatar, dan Bahrain, sangat potensial. Peningkatan permintaan Alkes di Timur Tengah digerakkan oleh tingginya pertumbuhan populasi dan urbanisasi, serta kepedulian menjaga kesehatan sebagai bagian gaya hidup masa kini.” paparnya.

Kementerian Perdagangan bakal mempromosikan alkes lebih masif lagi melalui pameran Arab Health Fair yang akan berlangsung pada 26–29 Januari 2015 di Dubai, UEA. Pameran ini merupakan pameran produk kesehatan terbesar untuk kawasan Afrika dan Timur Tengah yang dikunjungi oleh para importir, wholesaler, dan distributor dari berbagai negara

"Partisipasi Indonesia dalam pameran ini bertujuan agar produk kesehatan Indonesia kian dikenal dan diserap oleh pasar di dua kawasan tersebut khususnya dan dunia umumnya,” kata Nus. Mengusung tema Trade with Remarkable Indonesia, Paviliun Indonesia seluas 60 m2 ini akan ditempati oleh sembilan perusahaan dengan desain khusus bercirikan Indonesia.

Produk yang akan ditampilkan antara lain sphygmomanometer, stethoscopy replacement parts (PT. Sugih Instrumendo Abadi), Auto Disable Syringes, Disposable Syringes, Hypodermtc Needles (PT. Oneject Indonesia), Nasal Cannule, Surgical Mask, Syringe, Infusion set (PT. Jayamas Medica Industri), Examination Lamp, X-Ray Film Viewer, Needle Destroyer, Lovens Portable, ECG 12 Lead (PT. Tesena Inovindo), Medical Bag, Emergency Bag (PT. Trimitra Garmedindo Interbuana), Disposable Surgical Mask, Underpad, Doctor Cap, Nurse Cap, Surgical Golon, Shoes cover (CV. Beauty Kasatama), Orthopaedic Implants & Instruments (PT. Eka Ormed Indonesia), Latex, Nitrile, Vinyil Disposable, Examination Gloves, Alcohol Swabs, Face Mask, Under Pads, and Diapers (PT. Arista Lutindo), serta Vaksin dan Serum (PT. Bio Farma).

"Indonesia dapat meraih peluang bisnis seoptimal mungkin dalam pameran ini, sehingga dapat meningkatkan ekspor produk kesehatan Indonesia yang pada akhirnya dapat mendongkrak pencapaian target ekspor yang telah ditetapkan." katanya.

Sebelumnya, promosi alkes dilakukan di Vietnam pada 2012 dan menghasilkan kontak dagang US$ 1,13 juta; pada 2013 di Riyadh, Arab Saudi menghasilkan total transaksi US$ 710 ribu; dan pada 2014 di Johannesburg, Afrika Selatan dengan total transaksi US$ 2,24 juta.

No comments:

Post a Comment