Koreksi yang melanda saham-saham konstruksi membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini, Rabu, 4 Februari 2015, hanya menguat 23,57 poin (0,45 persen) ke level 5.315,29. Laju IHSG yang sempat menyentuh level 5.348,84 tertahan maraknya aksi jual saham-saham yang kerap diasosiasikan dengan Jokowi’s effect tersebut.
Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) anjlok 10,1 persen menjadi Rp 3.415 per lembar saham, Waskita Karya (WSKT) melorot 3,3 persen ke level Rp 1.770 per lembar saham, sementara Wijaya Karya (WIKA) turun 4,2 persen menjadi Rp 3.655 per lembar saham.
Research Analyst dari NISP Securities, Fita Fitria, membenarkan laju indeks terkendala saham konstruksi. Kenaikan terlampau tinggi yang dialami saham konstruksi beberapa waktu belakangan, menurut dia, mendorong saham tersebut rentan terkena koreksi teknikal. “Koreksi teknikal saham konstruksi yang membebani laju indeks,” kata dia saat dihubungi sore tadi.
Sebaliknya, saham sektor perbankan dan infrastruktur masih menopang laju indeks. Langkah bank sentral Australia memotong suku bunga acuan menjadi 2,25 persen membangun ekspektasi peningkatan peralihan dana investasi dari Australia ke Indonesia.
Saham Bank BRI (BBRI) pun menguat 0,2 persen ke level Rp 11.775 per lembar saham, diikuti Bank Mandiri (BMRI) yang meningkat 0,2 persen menjadi Rp 11.375 per lembar saham, dan Bank BCA (BBCA) yang melompat 3,5 persen ke level Rp 13.975 per lembar saham.
No comments:
Post a Comment