Pelabuhan Benoa di Bali segera dibangun. Sebanyak tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 'keroyokan' membangun pelabuhan dan kawasan wisata di Pulau Dewata ini. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III sebagai penggagas rencana ini sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang kerjasama pengembangan usaha dan optimalisasi potensi kawasan Pelabuhan Benoa dengan 6 perusahaan pelat merah.
Mereka adalah PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (PPI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Hutama Karya (Persero), dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP). Sinergi BUMN ini merupakan kelanjutan dari pembangunan Jalan Tol Bali Mandara. Dalam perencanaan dulu, Jalan Tol Bali Mandara telah mempertimbangkan pengembangan Pelabuhan Benoa.
Bisa dikatakan, pengembangan Pelabuhan Benoa adalah satu kesatuan yang tidak terlepas dengan pembangunan Jalan Tol Bali Mandara. Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan, penandatanganan nota kesepahaman tersebut sebagai wujud sinergi BUMN untuk membangun kawasan Pelabuhan Benoa. Menurutnya, kawasan Pelabuhan Benoa memiliki potensi yang besar dalam peningkatan perekonomian di Provinsi Bali.
"Selama ini Pelabuhan Benoa menjadi pintu masuk bagi wisatawan asing yang berlibur ke Bali dengan menggunakan kapal pesiar. Bali masih sebatas menjadi tujuan, nantinya akan kita jadikan sebagai pusat kapal pesiar (turn around cruise port), artinya para turis itu akan memulai perjalanannya dari Bali,” jelas Djarwo di Kantor Pusat Jasa Marga usai penandatanganan nota kesepahaman, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu
Djarwo memastikan, sinergi yang dibangun bersama enam BUMN lainnya dalam membangun kawasan Pelabuhan Benoa akan berjalan lancar. Dia mengacu pada sinergi yang dibangun oleh BUMN dalam membangun Jalan Tol Bali Mandara beberapa waktu lalu.
Bahkan, pada 2010 saat awal perencanaan Jalan Tol Bali Mandara sudah mulai disinggung mengenai pengembangan kawasan Pelabuhan Benoa. "Pengembangan kawasan Pelabuhan Benoa ini merupakan satu kesatuan dengan Jalan Tol Bali Mandara. Jadi keberhasilan dalam membangun jalan tol tersebut akan kami lanjutkan untuk membangun kawasan Pelabuhan Benoa," lanjutnya.
Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto menambahkan, rencana pengembangan kawasan Pelabuhan Benoa yang dilakukan oleh Pelindo III mengacu pada Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
Menurutnya, pengembangan kawasan Pelabuhan Benoa menjadi pusat wisata marina merupakan poin utama dalam pengembangan kawasan tersebut. Beberapa rencana untuk menjadikan kawasan Pelabuhan Benoa sebagai pusat wisata marina di antaranya penyiapan terminal marina, pengerukan alur pelayaran menjadi -12 meter LWS (low water spring), penambahan panjang dermaga penumpang dan penyiapan pengembangan terminal kapal pesiar.
"Kami juga akan membangun dermaga peti kemas dan lapangan penumpukan serta fasilitas untuk curah cair," tambah Edi. Sebelum melakukan pengembangan-pengembangan di kawasan Pelabuhan Benoa, masing-masing BUMN yang terlibat akan melakukan kajian secara menyeluruh terlebih dahulu.
Kajian itu meliputi aspek bisnis, finansial, kelayakan, lingkungan, legalitas, risiko, dan aspek lainnya untuk menentukan pola kerjasama yang optimal dan layak. "Pola kerjasamanya belum ditentukan, bisa jadi seperti ketika pembangunan Jalan Tol Bali Mandara dengan masing-masing BUMN memiliki saham di dalamnya atau bisa juga dengan pola kerjasama lainnya," tutup Edi.
No comments:
Post a Comment