Badan Pusat Statistik melaporkan neraca perdagangan Maret 2015 surplus sebesar US$ 1,13 miliar. Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan kinerja ekspor Maret 2015 mencapai US$ 13,72 miliar; lebih besar dibandingkan impor US$ 12,58 miliar.
Neraca perdagangan triwulan I juga surplus US$ 2,43 miliar dengan realisasi ekspor US$ 39,13 miliar dan impor US$ 36,70 miliar. "Ekspor kita, walau terjadi penurunan harga komoditas penting dunia, volumenya ada yang naik dan tetap," kata Suryamin saat konferensi pers di kantornya, Rabu, 15 April 2015.
Dari 25 komoditas yang diamati BPS, hanya 2 yang naik harga. Komoditas tersebut adalah bahan bakar mineral dan lemak serta minyak hewan nabati. Ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2015 meningkat 12,5 persen dari US$ 10,42 miliar pada Februari 2015 menjadi US$ 11,72 miliar pada Maret 2015.
Dari data BPS, impor migas naik 31,89 persen dari US$ 1,72 miliar menjadi US$ 2,27 miliar. Peningkatan ini, kata Suryamin, diakibatkan banyaknya kebutuhan dari sektor produksi dan transportasi. "Berarti ekonomi kita bergerak," ujarnya. Impor nonmigas juga naik 5,32 persen. Menurut Suryamin, jumlah ini masih jauh lebih rendah dari kenaikan ekspor nonmigas 12,5 persen.
Impor terbanyak masih berupa mesin dan peralatan mekanik US$ 5,85 miliar serta mesin dan peralatan listrik US$ 3,9 miliar. Hal ini terjadi karena produsen yang memang akan menggenjot investasi pada April dan Mei.
No comments:
Post a Comment