Wednesday, April 8, 2015

Harga Tiket Kereta Api Shinkansen Super Cepat Bandung Jakarta Dipatok Rp. 200.000

Rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung muncul kembali saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke beberapa negara bulan lalu. Kereta cepat ini sering disamakan dengan kereta peluru (shinkansen) di Jepang. Yusron Ihza Mahendra, Duta Besar Indonesia untuk Jepang, menilai investor Negeri Matahari Terbit sangat tertarik untuk berpartisipasi dalam proyek ini. "Kalau tranportasi kereta peluru, saya yakin. Kalau kereta peluru diserahkan ke swasta disamber sama mereka," tutur Yusron di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Menurut Yusron, investor Jepang sebenarnya telah bicara dengannya soal wacana pembangunan shinkansen. Kajian awal pun sudah ada, termasuk tarif. "Setahun yang lalu mereka sudah ketemu dengan saya. Dulu hitungannya Jakarta-Bandung, kemudian Surabaya. Jakarta-Bandung itu 28 menit perhitungan sementara, sekitar Rp 200.000 tiketnya. Kebeli lah orang Indonesia," ungkap Yusron.

Namun, tambah Yusron, kini investor Jepang tengah menunggu kepastian. "Ini ada kabar mungkin mau ditunda atau apa, kita nggak tahu," ujarnya. Sebelumnya, pihak Kementerian Perhubungan memperkirakan kereta cepat baru bisa dibangun pada tahun 2020. Pasalnya, baru saat itu Indonesia benar-benar membutuhkan moda transportasi tersebut. "Tahun 2020 baru mulai dibangun. Baru feasible dengan pendapatan US$ 8.000 sampai US$ 10.000. Sekarang baru US$ 4.000," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko belum lama ini.

Hermanto menyebut biaya membangun kereta cepat relatif sangat mahal. Rute Jakarta-Surabaya memerlukan dana sampai Rp 200 triliun sedangkan rute Jakarta-Bandung butuh Rp 50 triliun. Proyek tersebut memang diperuntukan untuk bisnis sehingga negara tidak ikut membiayai.

"Kalau separuh ditanggung oleh pemerintah nanti masyarakat di luar Jawa marah," ujar Hermanto. Meski tidak membantu pembiayaan, Kemenhub siap mendukung dari sisi regulasi. "Jaminan perizinan terus jaminan jangka waktu nggak ada kendala persaingan," sebut Hermanto.

No comments:

Post a Comment