Wednesday, April 8, 2015

Profile Johnny Agung Sudarmanto Pemilik Bisnis Kreatif Corpies

Memulai usaha ternyata tak harus dengan modal besar. Johnny Agung Sudarmanto contohnya, pemuda asal Malang yang sukses mengembangkan usaha kreatif berbasis seni lukis hanya dengan bermodalkan Rp 5 juta.

Dengan mengusung merek dagang Corpies, berbagai varian produk bergambar yang diciptakan Johnny kini berhasil mejeng pada ajang The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2015 yang berlangsung selama lima hari, 8-12 April, di Jakarta Convention Centre (JCC).

"Awalnya cuma dengan modal Rp 5 juta saja dan dengan menggelar lapak di pinggir jalan," ujar Johnny Rabu (8/4).

Johnny berkisah Corpies merupakan ide yang lahir dari proyek kuliah, ketika mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti). Niat awalnya sederhana, yakni meningkatkan nilai jual barang-barang kegunaan sehari-hari seperti sepatu, tas, serta alas potong dengan membubuhi gambar menarik.

Ternyata respon pasar terhadap Corpies cukup baik. Order yang masuk ke Johnny melimpah. Apabila awalnya Corpies hanya dijual di wilayah Malang dan sekitarnya, setelah empat tahun berjalan pemasarannya semakin luas hingga menembus pasar jakarta.

"Permintaan dari Jakarta ternyata cukup tinggi, sehingga sekarang kami bisa menghasilkan omzet hingga Rp 240 juta per tahun. Padahal kami hanya mengandalkan kreatifitas dan alat lukis saja. Angka itu angka normal, kalau misalkan ada pameran, omzet kita bisa lebih besar lagi per tahunnya," tuturnya.

Dengan pendapatan minimal Rp 240 juta per tahun, pria berusia 24 tahun ini mengaku profit yang diterimanya bisa mencapai 50 persen dari total penjualannya. "Biaya produksi paling besar dari bahan bakunya, seperti sepatu polos, tas polos dan lainnya. Ongkos produksi yang lain ya untuk pelukis dan alat lukisnya," jelasnya.

Saat ini, Johnny memiliki delapan pelukis yang seluruhnya masih berprofesi sebagai mahasiswa. Dengan komposisi biaya seperti yang disebutkan, ia pun mengakui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tak berpengaruh terhadap usahanya. "Namun ketika BBM naik, para pegawai kita ternyata kemarin minta tambahan bayaran. Setelah dihitung, nilainya juga tidak banyak kok," tuturnya.

Kedepannya, Johnny berharap produk kreasinya bisa menembus pasar internasional dan membuka gerai mandiri dan menambah jenis produksi. Ia mengatakan bahwa saat ini usahanya hanya memiliki workshop kecil yang kadang menjadi kendala baginya untuk mengembangkan produk baru.

"Selama ada barang lain yang bisa kita buat lebih menyeni, ya kita produksi saja," tutur Johnny.

No comments:

Post a Comment