Thursday, April 16, 2015

Industri Komponen Otomotif Mati Suri Karena Banjir Bahan Baku Impor

Industri komponen otomotif Jawa Barat saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan. Pemicunya adalah harga bahan baku naik akibat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Bahan baku atau material yang masih impor di antaranya aluminium, biji plastik, dan komponen karet. Ketua Bidang Komunikasi Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asia Nusa) Dewa Yuniardi mengatakan kenaikan harga bahan baku tersebut tidak diiringi dengan peningkatan harga produk.

Menurut Dewa, kondisi ini menyebabkan pemesanan produk komponen, terutamaaftermarket, mengalami penurunan. Selain itu, persaingan komponen lokal semakin kalah akibat banjirnya produk impor ke dalam negeri. "Komponen aftermarket yang diproduksi belum bisa bersaing dengan produk impor karena harganya jauh lebih murah," ujar Dewa.

Dewa menyesalkan bahan baku dari dalam negeri terus diekspor untuk industri komponen di luar negeri. Padahal seharusnya bahan baku itu digunakan pelaku lokal sehingga tidak mengandalkan impor.

“Hal ini terjadi karena pemerintah masih menganggap Indonesia jadi obyek pasar produk impor. Jika hal ini terus dibiarkan, produksi komponen otomotif lokal tidak akan maju sampai kapan pun,” tuturnya.

Dewa pesimistis produksi komponen otomotif Jawa Barat mampu bersaing saat pasar bebas ASEAN diberlakukan akhir tahun ini. Apalagi kondisi masyarakat Indonesia masih konsumtif terhadap barang impor.

"Semua itu hanya angan-angan, apalagi melihat sikap orang Indonesia masih seperti sekarang. Jangankan bersaing dengan produk asing, dengan sesama produk lokal sulit,” katanya.

Untuk menyiasatinya, pemerintah perlu membuat regulasi guna menguatkan industri komponen lokal. Hal ini dilakukan agar komponen otomotif lokal bisa diproteksi dan mampu bersaing dengan produk impor.

No comments:

Post a Comment