"Dari 82 kota, 54 mengaami inflasi dan 28 deflasi. Kita duga bahwa pengendalian harga sudah menyebar ke daerah, karena banyak daerah di luar Jawa yang deflasi," jelas Suryamin. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari yaitu 0,84%. Sementara inflasi terendah terjadi di Padang, yakni 0,01%
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi Maret 2015 sebesar 0,17%. Salah satu penyumbangnya adalah kenaikan harga beras, padahal sudah memasuki panen raya. "Panen raya yang besar sekarang baru mulai, kemarin itu baru mulai permulaan. Kelihatannya itu (inflasi 0,17%) masih oke," ujar Menko Perekonomian Sofyan Djalil saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Sofyan pun yakin inflasi sepanjang 2015 masih akan berada di target 3-5%. Akumulasi Januari-Februari 2015, Indonesia masih mengalami deflasi 0,44%. "Kemarin juga ada kenaikan harga bawang, tapi secara umum oke. Inflasi 0,17% itu masih dalam target, tahun ini kan inflasi 4% plus minus 1. Jadi masih dalam target," jelas Sofyan.
Berikut adalah sejumlah pengeluaran yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi Maret:
- Bensin, kenaikan harga 4,01%. Disebabkan kenaikan harga BBM per 1 Maret 2015.
- Bawang merah, kenaikan harga 29,05%. Disebabkan pasokan berkurang dan curah hujan masih tinggi.
- Beras, kenaikan harga 2,24%.
- Elpiji, kenaikan harga 1,51%. Disebabkan kenaikan harga Elpiji 12 kg pada Maret 2015.
- Upah tukang bukan mandor, naik 0,86%. Disebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok.
- Cabai merah, penurunan harga 15,53%. Disebabkan pasokan yang melimpah.
- Daging ayam ras, penurunan harga 6,87%. Disebabkan pasokan cukup.
- Telur ayam ras, penurunan harga 8,95%. Disebabkan pasokan cukup.
- Tomat sayur, penurunan harga 11,27%. Disebabkan pasokan meningkat karena panen.
- Wortel, penurunan harga 15,77%. Disebabkan pasokan banyak.
- Emas perhiasan, penurunan harga 1,4%. Disebabkan penurunan harga emas internasional.
No comments:
Post a Comment