Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. meraih kontrak baru sebesar Rp 2,5 triliun hingga Maret 2015. Perseroan menargetkan mampu meraup Rp 15,2 triliun pada sepanjang tahun ini. Corporate Secretary Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata mengatakan realisasi kontrak baru tersebut diraih melalui beberapa proyek yang mayoritas terbagi atas proyek-proyek dari lini bisnis kontruksi sebesar 89 persen.
“Yakni antara lain proyek jalan tol BPP-SMD paket I section 3 sebesar Rp288,8 miliar, proyek kawasan industri Bintoro Sayung sebesar Rp 100 miliar, proyek pembangunan PTTU Banjarmasin Facility sebesar Rp 86,8 miliar, dan sebanyak sembilan persen merupakan proyek-proyek dari lini bisnisnya," kata Ki Syahgolang Permata, seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Sabtu (11/4).
Lebih lanjut, untuk kategori sumber dana, lanjut Ki Syahgolang, realisasi kontrak baru dominan terdiri dari swasta atau lainnya sebanyak 56 persen, APBN/APBD sebesar 28 persen, dan sisanya 16 persen dihasilkan dari BUMN.
Untuk diketahui, pada 2015, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun. Dari jumlah itu, bisnis jasa konstruksi ditargetkan meraih perolehan kontrak baru sebesar Rp 12,5 triliun, lini bisnis EPC sebesar Rp 460,1 miliar, pada lini bisnis Properti Realti sebesar Rp 1,7 triliun, serta lini bisnis precast concrete Rp 479,6 miliar.
Laba bersih Adhi Karya anjlok 20,2 persen pada tahun lalu, dari Rp 405,9 miliar pada 2013 menjadi Rp 324,1 miliar. Kinerja negatif perseroan berdampak pada berkurangnya pembagian dividen ke para pemegang saham sebesar 46,9 persen, dari Rp 12,7 miliar menjadi Rp 64,8 miliar.
Rinciannya, laba bersih tersebut disumbang dari lini bisnis jasa konstruksi dan EPC sebesar Rp 185,8 miliar, bisnis realti Rp 27,4 miliar, properti Rp 185,1 miliar dan investasi infrastruktur melalui manufaktur precast Rp 8,1 miliar.
Perseroan akan mengembangkan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) guna membantu mengurai kemacetan di Jakarta. Konsep trem kota ini telah diusulkan perseroan kepada pemerintah selaku pemegang saham mayoritas menyusul pembatalan rencana pembangunan monorail.
"Saat ini proposal sedang kami proses, kami ajukan kepada pemerintah dan nanti harapannya dibuatkan perpres (peraturan presiden) penugasan karena ini (akan) mempercepat (kerja) kami," kata Direktur Utama Adhi Kiswodarmawan dalam konferensi pers di kantornya
Perusahaan konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) memperoleh kontrak baru senilai Rp 1,3 triliun hingga akhir Februari 2015 dari target perolehan kontrak baru sepanjang tahun ini sebesar Rp 15,2 triliun. Artinya perseroan baru mengumpulkan 8,55 persen dari target 2015 secara keseluruhan.
Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya menyatakan realisasi kontrak baru tersebut berasal dari beberapa proyek yang mayoritas berupa proyek gedung sebesar 77 persen. Adhi Karya mengantongi proyek tersebut melalui anak perusahaannya, PT Adhi Persada Gedung.
“Ada proyek Apartemen BKTum, Bekasi Barat senilai Rp 437,1 miliar, Proyek Apartemen Centro Bogor senilai Rp 204,5 miliar. Kemudian sebanyak 10 persen merupakan proyek jalan dan jembatan, serta sisanya adalah proyek infrastruktur lainnya sebesar 13 persen,” jelasnya melalui keterangan resmi, dikutip Rabu (11/3).
Dilihat dari kategori sumber dana, realisasi kontrak baru dominan berasal dari perusahaan swasta sebanyak 64 persen. Sementara dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 18 persen, kemudian proyek pemerintah yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) tercatat sebanyak 18 persen.
“Sedangkan dari sisi lini bisnis, di awal 2015 ini, jasa konstruksi dan EPC masih mendominasi kontribusi perolehan kontrak baru tersebut sebesar 96 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya,” jelas Ki Syahgolang.
Seperti telah disinggung diatas, sepanjang 2015 ini Adhi Karya memasang target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari lini bisnis jasa konstruksi yang ditargetkan meraih perolehan kontrak baru sebesar Rp 12,5 triliun, lini bisnis EPC sebesar Rp 460,1 miliar, lini bisnis properti realti sebesar Rp 1,7 triliun, dan lini bisnis precast concrete Rp 479,6 miliar. “Sedangkan dari jenis pekerjaan, proyek gedung diperkirakan sebanyak 39 persen, jalan dan jembatan sebesar 31 persen dan sisanya adalah proyek infrastruktur lainnya,” katanya.
Manajemen telah memasang target total pendapatan usaha di 2015 sebesar Rp 13,2 triliun, dan laba bersih di 2015 ditargetkan sebesar Rp 440,1 miliar. Dari total perolehan laba bersih yang direncanakan tersebut, anak perusahaan yang dominan memberikan kontribusi adalah PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Persada Realti sebesar 66,6 persen melalui pengembangan bisnis properti realti.
Sementara belanja modal Adhi Karya pada 2015 direncanakan sebesar Rp 824,7 miliar yang terdiri atas investasi pengembangan bisnis properti realti hotel sebesar Rp 566,1 miliar, penyertaan proyek investasi sebesar Rp 202,8 miliar dan pembelian aset tetap sebesar Rp 68,387 miliar. “Sumber dana belanja modal tersebut berasal dari sisa dana hasil penerbitan obligasi yang lalu dan kredit perbankan serta kas internal perseroan,” jelas Ki Syahgolang
No comments:
Post a Comment