Saturday, May 23, 2015

Analisa Dampak Pengunduran Diri Yunani Dari Zona Uni Eropa

Lembaga penyedia jasa konsultasi akuntasi dunia, Price Waterhouse Cooper (PwC) mengingatkan dunia usaha internasional bersiap menghadapi risiko ancaman pengunduran diri Yunani dari Zona Eropa (Uni Eropa). Hal ini dimungkinkan lantaran hingga kini negara-negara Uni Eropa belum menemui kesepakatan menyoal dana talangan untuk Yunani.

"Pengunduran diri Yunani dapat menimbulkan dampak diluar ranah data ekonomi dan statistik keuangan. Kemungkinan besar pengunduran diri tersebut akan meningkatkan ketidapastian politik karena desakan dari negara lain untuk konsesi atas komitmen mereka atau dapat merupakan preseden bagi negara lain untuk meninggalkan Zona Eropa," jelas ekonom PwC, Richard Boxshall melalui keterangan tertulis PwC yang dikutip Minggu (29/3).

Boxshall mengungkapkan, terdapat dua faktor kuat yang memicu keluarnya Yunani dari Uni Eropa. Pertama, krisis kredit yang menyebabkan berlanjutnya arus keluar modal domestik yang mengakibatkan Yunani semakin bergantung pada dana Bantuan Likuidas Darurat atau Emergency Liquidity Assistance (ELA) yang mahal dan terbatas. Kedua, perihal kembali digunakannya mata uang drachma pasca keluarnya Yunani dari UE.

Pasalnya, Boxshall bilang dengan kembali diberlakukannya mata uang drachma dalam transaksi keuangan domestik, ekonomi Yunani diprediksi akan mengalami inflasi yang tinggi dengan rata-rata tingkat inflasi di kisaran 6 persen pada 2015. Ini menyusul jebloknya nilai tukar mata uang dracma (depresiasi) pasca kembali diberlakukan pemerintah Yunani sejak keluar dari EU nantinya.

Berangkat dari dua hal tadi, ia pun menyakini pengunduran diri Yunani dapat menimbulkan persoalan mengenai peran Yunani di UE dan NATO, bahkan memicu ketidakpastian yang lebih luas di sisi ekonomi mapun politik kawasan. Ini akan terjadi jika masing-masing pemerintah Zona Eropa gagal menyepakati perpanjangan program dana talangan bagi Yunani. "Dalam skenario ini, ekonomi Yunani akan menyusut pada tahun 2015 and 2016, terutama disebabkan oleh kontraksi yang tajam dalam investasi bisnis dan konsumsi pribadi, sebelum kembali bertumbuh pada tahun 2017," jelasnya.

Untuk itu, Boxshall berharap negara-negara zona Eropa bisa menemukan kesepakatan pada kuartal ketiga 2015 demi mencegah arus keluar deposito dari bank-bank Yunani ke lembaga keuangan Zona Eropa lainnya. Selain itu, Boxshall pun menyimpulkan pemerintah Yunani harus tetap berfokus pada agenda pertumbuhan ekonomi dengan prioritas utama mengurangi tingkat pengangguran yang saat ini mencapai 26 persen.

"Pertumbuhan kembali tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Yunani tetapi juga membuka jalan untuk memperoleh solusi untuk menjamin kedudukan Yunani di Zona Eropa,” pungkasnya. Pemerintah Yunani akan menjual saham mayoritas pelabuhan Piraeus dalam beberapa minggu, yang merupakan perubahan kebijakan pemerintah yang baru terpilih.  Wakil Perdana Menteri Yunani Yannis Dragasakis mengatakan keputusan ini kepada kantor berita resmi Tiongkok Xinhua.

Pemerintah Syriza pimpinan Alexis Tsipras mengambil alih kekuasaan berdasarkan janji mengakhiri program penghematan besar-besaran dan menegaskan akan menghentikan serangkaian program swastanisasi perusahaan pemerintah termasuk penjualan 67 persen saham Otorita Pelabuhan Piraeus, OLP. Tetapi desakan untuk mendapatkan modal tampaknya lebih penting bagi negara yang dililit hutang internasional berjumlah besar ini, dan laporan Xinhua ini diterbitkan bersamaan dengan penyerahan daftar baru reformasi yang diajukan pemerintah Yunani kepada Uni Eropa dan IMF yang merupakan pemberi hutang terbesar.

Penyerahan daftar reformasi ini bertujuan agar pemerintah Yunani bisa memanfaatkan dana pinjaman yang masih belum bisa dicairkan akibat persyaratan reformasi yang belum dipenuhi.  Cosco Group asal Tiongkok adalah satu dari lima penawar yang masuk daftar pendek yang dibuat berdasarkan skema swastanisasi yang disepakati oleh pemerintah Yunani sebelumnya dan merupakan bagian dari program penyelamatan ekonomi bernilai US$261 miliar.

Program penyelamatan inilah yang diupayakan dirundingkan ulang oleh Perdana Menteri Tsipras. Cosco dan penawar lain “bisa mengajukan penawaran yang kompetitif,” ujar Dragasakis seperti dikutip oleh Xinhua ketika berkunjung ke Tiongkok. Dragasakis yang menurut Xinhua mengisyaratkan bahwa Cosco berada di depan dalam penawaran pembelian saham mayoritas pelabuhan ini, mengatakan bahwa kesepakatan itu akan diselesaikan dalam beberapa minggu setelah sempat tertunda akibat pergantian pemerintah di Yunani.

Dragasakis menambahkan bahwa Yunani juga telah meluncurkan program tiga tahun yang meliputi proyek-proyek besar dengan Tiongkok. Yunani akan kehabisan dana pada 20 April kecuali negara itu mendapat suntikan dana baru dari kreditornya yaitu Uni Eropa dan IMF. Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan tidak mencari pertikaian dengan Eropa, sementara negaranya mengajukan daftar reformasi yang akan dijalankan kepada para peminjamnya dalam upaya mendapatkan pinjaman lebih besar lagi.

Pemerintahan sayap kiri Tsipras menyepakati penambahan dana penyelamatan bernilai 240 juta euro pada Februari, meski bantuan dana dibekukan, dan sekarang harus menyepakati serangkaian reformasi yang telah dikirim ke Uni Eropa dan IMF untuk menghindari kebangkrutan. Negara yang saat ini sedang menjalankan penghematan besar-besaran akan kehabisan sumber dana pada 20 April, jika tidak bisa mendapatkan pendanaan yang sangat dibutuhkan.

“Masalah liquiditas tentu saga memberatkan situasi tetapi saya percaya hal ini akan segera diatasi setelah kami mencapai kesepakatan terkait reformasi,” ujar Tsipras dalam wawancara dengan harian Minggu Real News. Setelah menjawab pertanyaan terkait upaya pemerintah mengatasi korupsi, Tsipras ditanya apakah dia menginginkan pertikaian atau solusi dengan mitra-mitra Yunani: “Pandangan saya selalu sama: atasi korusi, dapatkan solusi dengan Eropa.”

Sebelumnya Menteri Energi Panagiotis Lafazanis, yang merupakan menteri paling kiri dalam pemerintahan Tsipras, menyerang “Uni Eropa yang sudah dijajah oleh Jerman…karena semakin mengeratkan jerat dalam perekonomian Yunani.” Athena mengatakan reformasi yang diusulkan akan meningkatkan pendapatan pemerintah hingga 3 miliar euro pada 2015, sebagian dengan mengatasi pengemplang pajak, tetapi pemerintah Yunani akan menolak “langkah-langkah yang bersifat menghindari resesi” baru seperti pemotongan gaji atau pensiun.

Sementara perundingan dilakukan, Menteri Keuangan Varoufakis mengatakan kepada koran Vima pada Minggu bahwa daftar reformasi yang diajukan tidak meliputi kenaikan pajak pertambahan nilai, yang menjadi sumber kekhawatiran pulau-pulau Yunani yang tingkat pajaknya lebih rendah, tetapi akan ada perubahan dalam penarikan pajak.

Varoufakis menjadi sumber spekulasi pada Jumat (27/3) menyusul laporan harian Jerman Bild bahwa menurut satu sumber di pemerintah Yunani dia akan mengundurkan diri tidak lama lagi.  Tetapi Tsipras dan Varoufakis adalah “anggota penting pemerintah” Perdana Yunani Alexis Tsipras mengatakan bahwa kesepakatan pendanaan yang dicapai dengan para menteri zona euro membatalkan komitmen penghematan yang dibuat oleh pemerintah Yunani sebelumnya dengan para kreditor internasional.

“Kemarin kami mengambil keputusan tegas, meninggalkan penghematan, penyelamatan dan troika,” ujar Tsipiras dalam pernyataan di depan televisi pada Sabtu (21/2).  “Kita telah memenangkan perjuangan, bukan peperangan. Kesulitan yang sebenarnya masih ada di depan kita.” Setelah melalui perundingan yang seringkali berjalan panas, pada Jumat (20/2) Yunani mendapatkan kesepakatan memperpanjang pendanaan dari zona euro selama empat bulan yang berarti menghindari negara itu dari kebangkrutan dan keluar dari zona euro.

Kesepakatan itu akan berjalan mulus jika pemerintah Yunani bisa mengajukan program-program reformasi ekonomi pada Senin (23/2).  Tsipras dan partai Syriza pimpinannya memenangkan pemilu bulan lalu dengan janji mengakhiri program penyelamatan ekonomi dari Uni Eropa dan IMF, dan mengakhiri kerjasama dengan “troika” atau para pemeriksa dari Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF yang mengawasi kepatuhan Yunani pada komitmen penghematan dan reformasi.

Akan tetapi, kesepakatan baru ini tidak berhasil mewujudkan janji Tsipras karena Yunani terpaksa menerima perpanjangan pendanaan bersyarat itu dan masih harus berurusan dengan troika, yang kini diberi nama baru “ketiga insitusi”. Tetap saja Tsipras mengatakan: “Kesepakatan kemarin dengan kelompok Euro…membatalkan komitmen pemerintah sebelumnya untuk memotong gaji dan pensiun, mengurangi pegawai negeri, kenaikan pajak pertambahan nilai untuk makanan dan obat-obatan.”

Tsipras, politisi berhaluan sayap kiri radikal, mendapat tekanan besar untuk mendapatkan kesepakatan dengan uni Eropa karena warga Yunani mulai menarik dana mereka dari bank-bank negara itu karena khawatir perundingan dengan para menteri keuangan zona euro gagal, dan Yunani menuju kehancuran karena program penyelamatan uni Eropa akan berakhir pada 28 Februari.

Tanpa menyebut nama, Tsipras menyerang kubu konservatif di dalam negeri dan di zona Eropa: “Kemarin kami berhasil menghindari rencana oleh kekuatan-kekuatan konservatif, di dalam dan di luar negeri, untuk mencekik Yunani pada 28 Februari,” ujarnya.  Seorang bankir senior mengatakan pada Reuters bahwa pada Jumat sekitar 1 miliar euro ditarik dari rekening bank Yunani, setelah penabung khawatir Athena akan melarang penarikan dana atau bersiap memberlakukan kembali mata uang nasional.

"Yunani berhasil mencapai kesuksesan penting dalam perundingan di Eropa. Kami memperlihatkan tekad dan fleksibilats, dan pada akhirnya kami berhasil mencapai tujuan dasar kami,” ujar Tsipras.

No comments:

Post a Comment