Facebook Inc, perusahaan Internet multinasional asal Amerika Serikat yang mengoperasikan situs jejaring sosial Facebook, mengumumkan laba bersihnya di kuartal I 2015 anjlok 20 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg ini tertekan akibat meningkatnya beban biaya riset dan pengembangan.
“Kami melanjutkan fokus kami untuk melayani komunitas dan menghubungkan dunia,” ujar Zuckerberg dalam keterangan tertulisnya pada 23 April 2015. Laba bersih Facebook anjlok dari US$ 639 juta (sekitar Rp 8,3 triliun) atau 25 sen per saham pada triwulan I 2014 menjadi US$ 509 juta (sekitar Rp 6,6 triliun) atau 18 sen per saham pada kuartal I 2015. Harga saham penyedia layanan jejaring sosial via Internet ini turun 2 persen pada saat penutupan kemarin.
Tertekannya laba Facebook seiring dengan beberapa investasi yang dilakukan perusahaan itu tahun ini. Di antaranya mengembangkan produk WhatsApp, Instagram, dan Oculus Rift. Ekspansi besar-besaran ini menyebabkan beban operasional Facebook membengkak 83 persen, sejalan dengan melonjaknya biaya riset 133 persen serta biaya pemasaran yang naik dua kali lipat.
Meski begitu, Facebook mengumumkan jumlah pengguna aktif bulanannya naik 13 persen menjadi 1,44 miliar. Dari angka itu, sebanyak 87 persen pengguna mengakses Facebook melalui telepon pintar dan peralatan mobile lain. “Pertanyaannya adalah mampukah Facebook membuat beban biaya yang mereka keluarkan tetap terkendali? Serta apa yang akan menjadi sumber baru pendapatan? Apakah melalui streaming video, Instagram, atau Oculus?” ujar analis dari Macquarie Research, Ben Schachter, seperti dilansir Reuters.
Dalam keterangannya, manajemen Facebook menjamin telah berupaya mengendalikan beban pengeluaran. Tahun ini, biaya operasional Facebook diperkirakan naik 55-65 persen. Adapun para analis memperkirakan biaya operasional Facebook melonjak 55-70 persen. Facebook memperkirakan menguatnya nilai tukar dolar AS akan memangkas pendapatannya pada kuartal I tahun ini sekitar 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Facebook membukukan pendapatan melonjak 40 persen dari US$ 2,5 miliar pada kuartal I 2014 menjadi US$ 3,54 miliar di kuartal I 2015. Kenaikan itu ditopang tumbuhnya pendapatan iklan sebesar 46 persen menjadi US$ 3,32 miliar. Jika tanpa mempertimbangkan penguatan nilai tukar dolar AS, sedianya pendapatan iklan Facebook melonjak 55 persen. Pendapatan iklan mobile yang menyumbang 73 persen total pendapatan iklan Facebook melonjak 59 persen.
Naiknya beban operasional perusahaan menyebabkan margin laba operasional perusahaan tergerus menjadi 26 persen pada kuartal I tahun ini dibanding 43 persen pada periode yang sama tahun lalu. Tahun ini Facebook menganggarkan belanja modal sebesar US$ 502 juta. Para analis sebelumnya memperkirakan laba bersih Facebok pada kuartal I sebesar 40 sen per saham dan pendapatan sebesar US$ 3,56 miliar.
Jumlah pengguna aktif Facebook mengalami peningkatan meskipun kinerja keuangannya agak melambat. Menurut rilis dari manajemen, jumlah total pengguna Facebook pada kwartal pertama tahun ini tercatat sebanyak 1,44 miliar atau naik 3,6 persen dibanding kwartal sebelumnya. Sedangkan jumlah pengguna harian tercatat sebanyak 936 juta. "Ini menunjukkan jejaring sosial ini belum mengalami kejenuhan pertumbuhan pengguna baru," demikian tertulis pada situs Techcrunch, Kamis, 23 April 2015.
Untuk pengguna yang mengakses dari piranti mobile, Facebook mencatat jumlahnya sekitar 1,25 miliar atau naik 5 persen. Ini menunjukkan adanya sedikit penurunan dari pertumbuhan sebelumnya sekitar 6,2 persen. Jumlah pengguna yang aktif mengakses tiap hari dari piranti mobile tercatat sebanyak 798 juta atau naik 7,1 persen. Angkan ini menunjukkan adanya kenaikan dari sebelumnya sekitar 5,9 pesen.
"Ini menunjukkan pertumbuhan jumlah pengguna baru tidak secepat sebelumnya namun pengguna yang ada menggunakan layanan ini dengan lebih sering," demikian menurut DitusTechcrunch.Sedangkan kinerja keuangan Facebook tercatat sedikit dibawah ekspektasi, yaitu sekitar US$ 3,54 (sekitar Rp 45,8 triliun) dari US$3,56 miliar (sekitar Rp 46,2 triliun). Menurut manajemen Facebook, hal ini karena terjadinya fluktuasi nilai tukar dolar ke euro, yang membuat tergerusnya pendatapan perusahaan.
No comments:
Post a Comment