Tuesday, May 19, 2015

Indonesia Akan Belajar Dari Inggris Untuk Kembangkan Obligasi Sukuk Syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mendorong pengembangan pasar sukuk atau obligasi syariah di Indonesia. Sektor keuangan syariah di Indonesia saat ini masih belum dijadikan pilihan investasi atau pembiayaan. Melalui Lord Mayor of the City of London, Alderman Alan Yarrow, yang berperan sebagai Duta Besar Inggris dalam pelayanan profesional dan finansial, Indonesia akan belajar banyak soal keuangan syariah khususnya sukuk.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, dalam tahap pengembangan sukuk, di United Kingdom (UK) Syariah Finance jauh lebih tinggi dari Indonesia sehingga banyak yang perlu dipelajari dari mereka, baik dalam produk dan regulasi, dan bagaimana mengembangkan market.

"Agar sukuk berkembang di Indonesia, nanti akan ada workshop. Nanti dilihat, banyak delegasi punya banyak keahlian, ini datang ke 4 kalinya di bursa, kalau ke OJK yang pertama. Delegasi ada sekitar 20 orang datang ke sini. Mereka mau meeting dengan OJK, interaksi, edukasi tentang finansial," kata dia saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Nurhaida mengharapkan, dengan ini pasar sukuk Indonesia bisa lebih berkembang sehingga menarik investor Inggris untuk ikut berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, Indonesia sebagai negara muslim seharusnya bisa lebih bisa mengembangkan produk-produk syariah dibanding Inggris. "Kenapa mereka lebih berkembang, kita ingin tahu, harusnya kita negara muslim terbanyak, syariah harusnya lebih berkembang," katanya.

Nurhaida menyebutkan, saat ini produk-produk syariah di Indonesia masih minim dan belum berkembang pesat, berbeda dengan Inggris yang sudah menjadi nomor satu di kawasan Eropa. "Mereka melihat pasar Indonesia berkembang dengan baik, kita juga punya kebutuhan untuk syariah, market syariah kita masih minim, sementara menurut mereka, mereka nomor satu di Eropa," kata Nurhaida. Pagi ini Lord Mayor of the City of London, Alderman Alan Yarow, membuka perdagangan bursa saham Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Alan didampingi Direktur Utama BEI Ito Warsito dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida. Membawa 20 delegasi bisnis Inggris, Alan berkunjung ke Indonesia untuk memastikan bahwa London dan Inggris tetap menjadi mitra kerjasama regional dalam hal pelayanan profesional dan finansial.

Berperan sebagai Duta Besar Inggris dalam pelayanan profesional dan finansial, Lord Mayor akan bertemu pejabat senior pemerintahan, para investor, pembuat kebijakan serta pemimpin bisnis. Tema kunjungan mencakup perbankan syariah di mana Lord Mayor akan menyampaikan pidato tentang keahlian Inggris di bidang ini, pasar modal, dan Private Finance Initiatives (PFI). Alan mengatakan, dengan mesin perekonomian yang berperan penting bagi pertumbuhan di seluruh wilayah ASEAN, Indonesia merupakan pasar yang sangat krusial bagi Inggris.

Dengan berbagai proyek infrastruktur, firma-firma Kota London siap mendukung Indonesia dengan model perekonomian yang inovatif, kecakapan studi dan aplikasi dari rencana-rencana ini."Perbankan syariah dan potensi kerjasama antar kedua negara adalah subjek yang ingin saya angkat dalam kunjungan ini karena saya ingin menunjukkan bahwa Inggris adalah pemimpin komunitas finansial internasional di negara barat," ujarnya usai membuka perdagangan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Dalam kesempatan yang sama, Ito menambahkan, kedatangan Alan ke Indonesia khususnya mengunjungi BEI dan OJK untuk memberikan pengalaman yang dimiliki London sebagai salah satu pasar syariah yang sudah lebih maju dibanding Indonesia. "Pejabat setingkat dubes yang mewakili perekonomian Inggris. Beliau memimpin sektor keuangan di London. Mau berbagi pengalaman khususnya di sektor finansial syariah," ucap Ito.

Sebagai bagian tur ke negara-negara Asia Tenggara, Lord Mayor juga akan mengunjungi Singapura pada 21-23 Mei 2015 dan Kuala Lumpur, Malaysia 24-26 Mei 2015 dan sebelumnya telah mengunjungi Sri Lanka pada 16-18 Mei 2015.

No comments:

Post a Comment