Monday, May 25, 2015

Laba Bersih Matahari Department Store Tbk Kuartal I Tumbuh 50 Persen

Perusahaan ritel milik grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk, membukukan laba bersih Rp 185 miliar pada kuartal I 2015, tumbuh 50,3 persen dibandingkan dengan perolehan tiga bulan pertama 2014 yang sebesar Rp 123 miliar. Dari sisi penjualan kotor, perseroan mencatat realisasi Rp 2,88 triliun, meningkat 7,6 persen dibandingkan dengan pencapaian kuartal I 2014 yang sebesar Rp 2,67 triliun. Di sisi lain, pendapatan bersih Matahari tercatat sebesar Rp 1,61 triliun, naik 9,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 1,48 triliun.

Michael Remsen, CEO dan Vice President Director Perseroan, mengatakan rata-rata pertumbuhan penjualan per toko (same store sales growth/SSSG) sebesar 5,4 persen. Hal itu menunjukkan ketahanan segmen kelas menengah yang merupakan target pasar Perseroan, meskipun terjadi penurunan secara luas atas kegiatan konsumen di kuartal I 2015.

“Kami optimistis atas prospek penjualan kami tahun ini, namun melihat kondisi perekonomian saat ini kami tetap harus waspada. Selain itu, kami sangat gembira melihat kecepatan pembukaan gerai kami di tahun 2015,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (29/4). Matahari saat ini memiliki 134 gerai di 65 kota di Indonesia, termasuk tiga gerai baru Matahari yang dibuka pada periode Januari-April 2015 di Singkawang, Kalimantan Barat; Bau Bau, Sulawesi Tenggara; dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Matthew Wibowo, analis PT Mandiri Sekuritas menilai segmen ritel massal berkinerja lebih stabil dibandingkan dengan segmen lain karena mempertimbangkan target pasar yang lebih tahan banting dan sifat produk yang dijual.

“Sebagai pelaku segmen ritel massal, kami meyakini kinerja PT Matahari Department Store Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk akan lebih stabil dibandingkan dengan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk meskipun terjadi perlambatan ekonomi di pulau-pulau terluar Indonesia,” jelasnya dalam riset.

Menurutnya, peritel khusus (specialty retailers) yaitu PT Ace Hardware Tbk dan PT Mitra Adiperkasa Tbk menghadapi tekanan yang lebih berat dari pelemahan rupiah, dan kinerja yang melambat di luar Jawa. “Hal tersebut disebabkan porsi impor mencapai 60 persen-80 persen dari produk mereka,” ungkapnya.

Dia meyakini perlambatan pada tingkat belanja konsumen akan berlanjut hingga semester I 2015, sedangkan daya tarik diharapkan ada pada semester II 2015 karena adanya peluncuran proyek infrastruktur. “Saat ini, kami masih underweight pada sektor ritel, dengan potensi peningkatan rekomendasi karena mempertimbangkan prospek yang lebih cerah pada 2016,” jelas Matthew.

PT Matahari Department Store Tbk (Matahari) mencetak laba bersih sebesar Rp 1,42 triliun pada tahun lalu, naik 23,38 persen dibandingkan dengan raupan tahun sebelumnya Rp 1,15 triliun. Namun, pertumbuhan laba tersebut melambat dibandingkan 2013 yang mencapai 49 persen.

Penjualan kotor tercatat sebesar Rp 14,4 triliun, 13,2 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2013. Pendapatan bersih tercatat sebesar Rp 7,92 triliun, atau 17,3 persen lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan 2013. Michael Remsen, CEO dan Vice President Director Matahari, mengatakan pertumbuhan penjualan toko atau same store sales growth (SSSG) tahun lalu sebesar 10,7 persen, menyusul tingginya permintaan kelas menengah yang merupakan target pasar perseroan.

“Permintaan dari segmen menengah yang menjadi target pelanggan kami terus menguat, dan dengan rencana pembukaan gerai kami di 2015, kami yakin tahun ini akan memiliki pertumbuhan yang kuat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (17/2). Perseroan juga melakukan percepatan pembayaran utang perbankan, yang membuat total utang menurun menjadi Rp 700 miliar pada akhir 2014. Hal itu lebih rendah dibandingkan dengan posisi 2013 yang sebesar Rp 1,6 triliun.

Per 31 Desember 2014, Matahari memiliki 131 gerai di 62 kota di Indonesia, termasuk 8 gerai baru yang dibuka tahun ini, yaitu di Sampit (Kalimantan Tengah), Jakarta Barat, Samarinda, Balikpapan (keduanya di Kalimantan Timur). Selain itu juga di Palembang (Sumatera Selatan), Kuta (Bali), Karawaci Utara (Tangerang) dan Padang (Sumatera Barat), dan mengantisipasi untuk membuka 12-14 gerai di tahun 2015. Pada akhir 2014, total luas gerai meningkat menjadi 854.000 m2

No comments:

Post a Comment