Monday, May 25, 2015

Distributor Zara dan Starbucks Berutang Rp 1,5 Triliun Sebelum IPO Melepas Saham Ke Publik

Perusahaan ritel tanah air, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) akan melepas surat utang (obligasi) senilai Rp 1,5 triliun ke Asia Sportswear Holdings, yang merupakan anak usaha dari CVC Capital pada pekan ini. Perseroan bakal membentuk anak usaha yang diproyeksikan melepas saham ke publik pada lima tahun mendatang dan mengurangi utang.

Perseroan yang dikenal sebagai distributor fesyen merek Zara dan pemegang franchise Starbucks menyatakan penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari pemisahan tidak murni (spin off) antara bidang perdagangan perusahaan dengan bidang bisnis aktif perusahaan, di mana perusahaan akan membuat anak bisnis baru bernama PT MAP Aktif Adiperkasa (MAA).

"Pekan ini kami akan lepas obligasi ke CVC Capital. Kami sudah dapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait hal ini dan nilainya tetap sebesar Rp 1,5 triliun,"'ujar Group Chief Executive Officer (CEO) MAP, VP Sharma di Jakarta, Senin (25/5). Nantinya, seluruh saham aktif pada bidang bisnis aktif MAP yaitu PT Mitra Garindo Perkasa (MGP) dan PT Putra Agung Lestari (PAL) ini rencananya akan dimasukkan ke dalam MAA. Atas dasar hal itu, obligasi senilai Rp 1,5 triliun yang dilepas akan sepenuhnya menjadi tanggungjawab MAA.

"Karena obligasi dinovasikan dari MAP ke MAA, MAP sebelumnya telah menerbitkan corporate guarantee untuk memjamin kewajiban MAA atas obligasi," jelasnya. Pemisahan usaha ini, diakui oleh Sharma adalah untuk memungkinkan bisnis aktif beroperasi secara independen dan terlepas dari induk usaha. Adanya pemisahan ini diharapkan juga dapat mengurangi beban utang MAP sehingga perusahaan bisa fokus menjalankan strategi bisnis lainnya.

"Tentunya, uang obligasi tersebut sepenuhnya akan kita gunakan untuk membayar utang perusahaan terhadap tujuh bank. Kami harapkan hal ini dapat memberikan leverage level perusahaan yang lebih baik, bahkan bisa mengurangi beban utang MAP hingga Rp 150 miliar," tambahnya.

Meskipun menginginkan MAA untuk menjadi perusahaan independen, namun Sharma masih belum tahu kapan MAA akan melakukan Initial Public Offering (IPO). Kendati demikian, Sharma mengatakan bahwa MAP akan menjadi pemilik saham dominan di dalam MAA jika perusahaansubsidiary ini melakukan IPO.

"Time frame kami mungkin IPO empat hingga lima tahun lagi. Porsi saham belum ditentukan, namun yang pasti MAP minimal memiliki 70 persen dari keseluruhan saham MAA," tutur Sharma. Perjanjian antara MAP dan CVC sebelumnya sudah dimulai dengan bond subscription agreementyang dilaksanakan pada akhir Maret 2015 lalu, dimana MAP menawarkan CVC obligasi dengan tenor lima tahun dengan bunga sebesar nol persen.

No comments:

Post a Comment