Pimpinan perusahaan panel surya, Hanergy (HNGSF), Li Hejun kehilangan US$ 15 miliar atau setara Rp 195 triliun pada Rabu (20/5) karena saham perseroan anjlok 47 persen dalam perdagangan di bursa Hong Kong hanya dalam kurun sekitar satu jam. Nilai kapitalisasi perusahaan juga jeblok US$ 18,6 miliar.
Setelah melorot sangat dalam, perdagangan saham Hanergy kemudian dihentikan pada Rabu guna menunggu rilis resmi perusahaan. Pihak perusahaan belum berkomentar lebih lanjut dan perdagangan saham masih dihentikan.
Li yang juga orang terkaya di Tiongkok ini memiliki lebih dari 80 persen saham Hanergy. Dia tidak muncul dalam pertemuan pemegang saham tahunan perusahaan pada hari Rabu, yang mengawali terjunnya harga saham. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan Li menghadiri pembukaan pameran energi Hanergy di Beijing.
Kurangnya pernyataan perusahaan dinilai menambah kebingungan investor dan membuat harga saham makin jeblok. Bespoke Investment, lembaga penelitian dan manajemen kekayaan perusahaan di New York menyatakan "cerita Hanergy tersebut benar-benar kacau."
Lebih lanjut, pada hari Kamis (21/5) terdapat pelemahan saham yang cukup dalam lagi di bursa Hong Kong. Harga saham Goldin Financial dan Goldin Properties, yang dimiliki oleh miliarder Pan Sutong, menukik lebih dari 40 persen.
Kedua perusahaan menyatakan pihaknya tidak tahu mengapa harga saham mereka terjun, dan mengaku tidak memiliki informasi untuk menjelaskan kepada investor. Padahal, sama seperti Hanergy, kedua perusahaan tersebut telah melonjak ke level yang mencengangkan selama tahun lalu.
Sebelumnya investor, regulator dan analis telah mempertanyakan kenaikan harga saham Hanergy yang pesat, dan bagaimana perusahaan ini menghasilkan keuntungan. Pada akhirnya, mereka menggunakan perusahaan sebagai contoh risiko berinvestasi di pasar negara berkembang.
Untuk diketahui, sebelum terjun pada Rabu, saham Hanergy telah melonjak 625 persen selama tahun lalu. Pertumbuhan itu tujuh kali lebih besar dari First Solar, perusahaan penyedia tenaga surya di Amerika Serikat.
Pada puncaknya di bulan April, perusahaan itu bernilai lebih dari US$ 45 miliar. Menurut Hurun pada bulan Maret, hal itu yang membuat Li menyalip pendiri Alibaba, Jack Ma sebagai orang terkaya Tiongkok.
Namun, pelonjakan tinggi harga saham sebelumnya juga mendorong pertanyaan terkait manipulasi pasar. Kekhawatiran tersebut meningkat pada awal tahun ini, ketika Hanergy menyatakan 60 persen dari penjualan berasal dari perusahaan induk yang berbasis di Beijing, Hanergy Holding Group. Li juga juga diketahui sebagai pemimpin induk usaha tersebut.
Pada hari Rabu, Reuters melaporkan bahwa Hong Kong Securities and Futures Commission telah menyelidiki manipulasi pasar selama berminggu-minggu. Sementara, dalam beberapa bulan terakhir, Financial Times telah melaporkan praktik akuntansi Hanergy dan pergerakan harga saham yang tidak biasa.
Sebagai informasi, Hanergy menggunakan teknologi khusus untuk membuat panel surya yang tipis dan lebih fleksibel. Perusahaan memiliki 15 ribu karyawan, dan cabang-cabang di seluruh dunia.
No comments:
Post a Comment