Thursday, May 21, 2015

Krakatau Steel Berhutang Rp 3,4 Triliun Untuk Bangun Hot Strip Mill

PT Krakatau Steel Tbk menandatangani perjanjian pinjaman uang dengan bank dari Jerman, Commerzbank AG. Krakatau Steel meminjam dana sebesar US$ 260 juta atau sekitar Rp 3,4 triliun untuk pembangunan proyek Hot Strip Mill (HSM#2) yang ditargetkan rampung pada September 2017 mendatang.

Direktur Utama Krakatau Steel, Sukandar mengatakan pembangunan proyek HSM#2 sangat penting bagi perusahaannya. “Investasi ini akan tetap mempertahankan Krakatau Steel menjadi pemimpin pasar utama untuk produk baja lembaran panas pada pasar nasional,” katanya dalam keterangan, Kamis 21 Mei 2015.

Menurut Sukandar, saat ini pasar baja global memang belum kondusif. Namun, diprediksi pasar baja di Indonesia masih tetap terbuka. Alasannya, kebutuhan baja terus meningkat.  “Terlebih saat ini pemerintah sudah memberikan perrhatian yang baik terhadap industri baja dengan berencana menaikkan bea masuk baja,” kata dia.

Direktur Ekspor Finansial Commerzbank AG, Ralph Lerch mengatakan Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan meski industri baja tengah menurun. Commerzbank AG akan mendukung Krakatau Steel dalam investasi dan ekspansi di level domestik.  “Dukungan ini secara tidak langsung merupakan kontribusi Commerzbank terhadap pertumbuhan infrastruktur Indonesia,” ucapnya.

Sebelum menjalin kerja sama dengan Commerzbank AG, Krakatau Steel telah memperoleh persetujuan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Persetujuan tersebut, menurut Sukandar, menunjukkan adanya dukungan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan baja dalam negeri.

Pabrik HSM#2 akan dibangun di lahan seluas 48 hektar di kawasan industri milik anak usaha Krakatau Steel, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon. Pembangunan ini untuk meningkatkan kapasitas produksi baja lembaran panas dari 2.4 juta ton per tahun menjadi 3.9 juta ton pada 2017 mendatang.

Pabrik HSM#2 akan dibangun dengan desain kapasitas produksi 1.5 juta ton per tahun pada tahap pertama. Dengan demikian dapat diekspansi mencapai kapasitas produksi 4 juta ton per tahun.

No comments:

Post a Comment