Bali diharapkan mampu memproduksi daging sapi untuk mengurangi ketergantungan impor, mampu berswasembada, dan memasok kota-kota lain di Indonesia mengingat permintaan semakin meningkat. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Dewantoro saat menyaksikan penangdatangan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar dengan PT. Berdikari (Persero) yang diwakili Presiden Direktur Librato El Arif di Denpasar. “Diharapkan rumah potong hewan (RPH) di Denpasar secara operasional menghasilkan daging beku, sehingga mengurangi ketergantungan impor yang dibutuhkan oleh hotel, restoran dan katering," kata Syukur Dewantoro pada Sabtu (30/5/2015).
Saat ini, kebutuhan daging sapi mencapai 2.000 ton. Nantinya, harap Syukur, kebutuhan itu cukup dipasok dari Bali. Sementara itu, dalam kesempatan sama, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar Anak Agung Bayu Brahmasta mengatakan kerja sama ini tak lain karena permintaan daging beku di Bali cukup tinggi.
Selain itu, ke depan, imbuh Bayu Brahmasta, produksi daging sapi beku memerlukan pemasaran ke luar Bali. Dengan peningkatan produksi daging beku, pengiriman sapi ke luar Bali bisa dikurangi. "Selama ini pengiriman sapi ke luar Bali terkendala biaya pengiriman yang cukup mahal," kata Bayu Brahmasta sembari menambahkan bahwa pengiriman sapi hidup punya risiko sangat tinggi.
Pemerintah daerah Bali mempunyai stok sekitar 60.000 semen beku (sperma) sapi Bali yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat Bali dan daerah lainnya yang membutuhkan. “Saat ini unit kerja memiliki sekitar 60.000 semen beku yang siap dibutuhkan masyarakatt dan daerah lain. Dan kami terus memproduksi, kami yakin tidak akan kekuarangan bibit, berapa ribu yang akan dibutuhkan, kami siap,” kata Kepala Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan Provinsi Bali, Putu Sumantra, Denpasar, Bali, Minggu(22/2/2015).
Unit kerja pembibitan sapi di Bali berada di Baturiti Kabupaten Tabanan saat ini jadi unggulan. Unit kerja terus memproduksi semen beku seminggu dua kali. Putu mengatakan, Mentri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat berkunjung ke Bali menyatakan ketertarikannya dengan produksi sapi Bali yang tergolong unggul.
“Semen beku itu diproduksi seminggu dua kali. Saat ini kita memiliki 12 pejantan yang kita ambil. Jika stok diambil 50.000 ke luar Bali, kita masih punya 10.000, di Bali membutuhkan sekitar 20.000-an, bisa itu, kalau kurang ya kita tambah pejantannya,” ujarnya. Selama ini bibit sapi Bali sudah dikirim ke beberapa daerah salah satunya yang tertarik di wilayah Aceh, Kalimantan Selatan, bahkan Australia juga pernah mengembangkan jenis sapi Bali.”Di Australia juga banyak sapi dari Bali. Mungkin sudah puluhan ribu jenis sapi Bali di sana,” katanya.
Bali memiliki jenis sapi yang tergolong baik dan berkualitas. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pun berharap untuk tiga tahun ke depan, Bali mampu menjadi pengekspor utama sapi di kawasan ASEAN. Menurut Amran, dari segi kualitas, sapi Bali tidak kalah bersaing dengan sapi dari negara lain.
“Ini harus bangga. Bisa disebar ke daerah lainnya. Potensi pengembangan sapi di Bali cukup menjanjikan, kita bisa swasembada,” kata Amran Sulaiman saat melakukan kunjungannya di Desa Cemagi, Mengwi, Badung, Bali, Jum’at(6/2/2015). Data dari Dinas Peternakan Provinsi Bali, saat ini terdapat sapi sekitar 50.000 ekor di Bali. Sapi usia sekitar 2 tahun bobotnya mencapai 600 kilogram. Dengan tingginya tingkat pertumbuhan sapi di Bali bisa menjadi penopang kebutuhan sapi nasional.
Menurut Amran, untuk produksi sapi setahun di Indonesia sekitar 1,6 juta ekor. Sementara, kebutuhannya hanya sekitar 1 juta ekor. Amran mengharapkan Bali bisa memproduksi sapi sekitar 200 ribu ekor per tahun. "Wah bagus ya (sapi Bali). Sekitar 8 juta bibit sapi kita itu diekspor keluar negeri setelah saya mengetahui, itu kita menghentikan ekspor bibit. Kenapa kita mengekspor bibit padahal kita masih butuh itu, kita terus-terusan mengimpor sapi. Untuk itu, harus dihentikan pengeksporan bibitnya," ucapnya.
Selain itu, benih sapi Bali bisa disebarkan ke seluruh Indonesia. Jadi tidak hanya Bali saja tapi daerah lain bisa memiliki bibit sapi yang baik dan berkualitas.
No comments:
Post a Comment