Tuesday, May 12, 2015

Grup Saratoga Ingin Raup Rp 1,8 Triliun dari IPO Merdeka Copper Yang Belum Berproduksi

Rencana perusahaan tambang milik Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) tinggal menghitung hari. Jika tak ada halangan, pertengahan Juni 2015 nanti Merdeka akan melepas sebanyak 874,36 juta saham atau setara dengan 21,7 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Dengan penawaran harga IPO di kisaran Rp 1.800 sampai Rp 2.100 per saham, manajemen Merdeka menargetkan mampu meraup dana segar mencapai Rp 1,8 triliun. "Perkiraan kami masa penawaran awal akan berada di 12 sampai 21 Mei 2015. Sementara untuk perkiraan tanggal efektifnya pada 1 Juni 2015 dengan masa penawaran umum berlangsung antara 4 sampai 5 Juni dan 8 Juni," ujar Presiden Direktur Merdeka Copper Adi Adriansyah Sjoekri di Jakarta, Selasa (12/5).

Adi mengungkapkan, seluruh dana dari gelaran IPO Merdeka akan digunakan untuk menyokong anak usaha perseroan yakni PT Bumi Suksesindo (BSI). Dana tersebut selanjutnya akan digunakan BSI untuk belanja modal sekitar 50 persen, pelunasan utang mencapai 40 persen dan modal kerja sebesar 10 persen. Untuk memuluskan IPO tersebut Adi telah menunjuk Indopremier Securities dan Bahana Securities untuk menjadi penjamin emisi atau Join Lead Underwriter.

"Ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk memperkuat daya saing Merdeka dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis. Kami yakin dengan aset dan prospek yang sangat baik, aksi korporasi ini mendapat respon positif dari para investor," tambah Adi.

Meski terlihat sangat optimistis dalam menyambut gelaran IPO, Adi bilang manajemen Merdeka tak menampik bahwa dalam beberapa waktu ke depan kinerja perseroan akan turut terdampak akibat lesunya harga komoditas emas, perak, dan tembaga yang menjadi produk utama perseroan. Disamping itu, ia pun mengakui bahwa Merdeka belum melakukan kegiatan produksi atas dua wilayah izin usaha pertambangan (IUP) yang dikantongi oleh anak usahanya yakni BSI dan PT Damai Suksesindo.

Ini mengingat wilayah IUP Tumpangtilu yang terletak di kawasan Banyuwangi, Jawa Timur masih dalam tahap persiapan untuk pembangunan fasilitas pertambangan. Dengan begitu, wilayah kerja pertambangan yang dikenal dengan Proyek Tujuh Bukit tersebut baru akan berproduki pada 2016.

"Saat ini baru clearing. Nantinya kegiatan produksi pada lapisan oksidasi yang menghasilkan emas dan perak baru akan secara komersial dilakukan pada 2016," cetusnya. Menurut klaim manajemen, dari rencana kegiatan produksi tahun depan, wilayah kerja pertambangan perseroan mampu memproduksi biji mentah mineral (ore) mencapai 3 juta ton per tahun. Dari proyeksi tersebut, perusahaan menargetkan angka produksi emas mencapai 90 ribu oz dengan perak berkisar 1 juta oz.

No comments:

Post a Comment