Tren penurunan pasar otomotif nasional berlanjut pada April 2015. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat angka penjualaan mobil pada bulan keempat tahun ini hanya sebanyak 81.600 unit atau anjlok 18 persen dibandingkan penjualan bulan sebelumnya sebanyak 99.410 unit.
Secara kumulatif, penjualan kendaraan roda empat di Indonesia sepanjang Januari-April 2015 sebanyak 363.945 unit atau susut 16,3 persen dibandingkan periode yang sama 2014. Sepanjang April, hampir seluruh merek kendaraan yang mengaspal di tanah air penjualannya negatif. Kecuali Peugeot yang masih meningkat meski jumlahnya tidak signifikan, yakni dari 3 unit pada Maret menjadi 7 unit.
Untuk total Januari-April, hanya Honda dan Peugeot yang masih tumbuh penjualannya masing-masing 12,2 persen dan 4,5 persen. Sedangkan penjualan mobil merek lainnya terjerembab. Berdasarkan pangsa pasar, Grup Astra masih merajai pasar otomotif nasional meski persentasenya turun. Gaikindo mencatat, Grup Astra dengan enam merek kendaraan besutannya sampai dengan April menguasai 50,4 persen pasar otomotif nasional, turun dibandingkan dengan posisi April 2014 yang sebesar 53,1 persen.
Toyota sejauh ini masih jadi pemuncak pasar, meski dominasinya berkurang setelah penjualannya turun pada April sebesar 5,6 persen dibandingkan dengan Maret atau minus 24,3 persen selama Januari-April 2015 berbanding periode yang sama 2014. Kendati data penjualan bulanan menunjukan pangsa pasar Toyota naik dari 32 persen pada Maret menjadi 36,9 persen pada April, tetapi secara kumulatif empat bulan pertama 2015 share-nya turun menjadi 31,8 persen dari 35,2 persen pada Januari-April 2014.
Berbeda halnya dengan rekan satu grupnya di Astra, Daihatsu justru pangsa pasarnya meningkat baik secara bulanan maupun secara kumulatif Januari-April. Apabila pada Maret 2015 Daihatsu menguasai pasar 16,4 persen, statistik mencatat kenaikan pada April menjadi 18,2 persen. Demikian pula penguasaaan pasar secara total Januari-April 2015, angkanya naik menjadi 16,5 persen dari 15,4 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Honda saat ini menjadi kompetitor Grup Astra yang paling pesat pertumbuhannya. Hadirnya Mobilio di segmen MPV, mendongkrak penjualan Honda cukup signifikan dalam empat bulan terakhir. Meski pada April lalu pangsa pasar Honda susut dari 14 persen pada bulan sebelumnya menjadi 13 persen. Namun secara keseluruhan, Januari-April 2015, penguasaan pasar Honda meningkat menjadi 15,1 persen dari periode Januari-April 2014 yang hanya 11,3 persen.
Selain Daihatsu dan Honda yang tumbuh positif, mobil-mobil merek lain mengikuti jejak Toyota di mana penguasaan pasarnya tergerus akibat melandainya penjualan. Toyota masih menjadi merek andalan Grup Astra dalam menguasai pangsa pasar penjualan kendaraan roda empat di tanah air. Dari 183,6 ribu jumlah mobil yang dijual Grup Astra sepanjang Januari-April 2015, merek Toyota memberi kontribusi sekitar 63,12 persen atau terjual sebanyak 115,9 ribu unit terhadap keseluruhan penjualan perusahaan.
Meski masih memberi kontribusi tinggi, namun pangsa pasar mobil merek Toyota tercatat turun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Dengan mencatat penjualan sebanyak 115,9 ribu unit, maka Toyota menguasai pangsa pasar mobil nasional sebesar 31,8 persen yang memiliki total penjualan 363,94 ribu unit.
Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) mengakui penjualan produk TAM turun dalam empat bulan terakhir. Statistik negatif yang dirilis Gaikindo di atas, menurut Rahmat merupakan data pengiriman kendaraan dari produsen ke tingkat diler (wholesales). "Kalau lihat data wholesales total market nasional pada April sebesar 81.600 unit, memang yang terendah (penurunannnya) sejak Januari," jelas Rahmat.
Namun, Rahmat beralasan penurunan distribusi kendaraan ke tingkat diler sebagai strategi prinsipal selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dalam rangka menyeimbangkan antara permintaan dengan penawaran. Hal ini dilakukan ATPM guna mengantisipasi permintaan yang turun pada April.
"Supaya supply and demand berimbang, ATPM coba menyeimbangkan dengan menekan dari sisisupply. Karena pada bulan-bulan sebelumnya supply lebih besar dari demand, makanya disesuaikan di April," jelas Rahmat Samulo. Koreksi wholesales, kata Rahmat menyesuaikan dengan penjualan di tingkat ritel yang juga turun. Angka retail sales sebenarnya lebih tinggi, yakni sebanyak 8.7000 unit pada April 2015, meski secara persentase turun 11,2 persen dibandingkan dengan realisasi penjualan April 2014 yang mencapai 98.000 unit.
"Hampir di seluruh industri, bukan hanya otomotif yang terkena dampak perlambatan ekonomi makro. Artinya makro ekonomi belum sesuai harapan, di mana kursnya terdepresiasi dangoverment spending-nya lambat. Sehingga banyak pihak memilih wait and see," tutur Rahmat.
Dia berharap penjualan kendaraan kembali naik pada paruh kedua tahun ini seiring dengan komitmen pemerintah memacu ekonomi lewat belanja proyek. Kendati demikian, Gaikindo memperkirakan total penjualan otomotif tahun ini hanya akan berada pada kisaran 1 juta hingga 1,1 juta unit, turun dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu yang mencapai 1,2 juta unit.
"Kalau bicara segmen, hampir semuanya terkena dampak, merata," katanya. Bicara Toyota, Rahmat Samulo mengaku cukup puas dengan penjualan produknya meskipun masih menunjukan perkembangan negatif. Pangsa pasar Toyota berdasarkan data wholesales April 2015 naik menjadi 36,9 persen dari 32,1 persen dari Maret 2015. Demikian pula dengan data retail sales, yang naik dari 30,6 persen menjadi 34,1 persen.
"Kalau lihat itu, April ini marketshare kami meningkat. Meskipun penjualannya turun," tuturnya. Avanza sebagai jagoan TAM di segmen MPV, diklaim Rahmat sebagai pendongkrak utama kenaikan pangsa pasar Toyota. Kepercayaan konsumen kepada Avanza yang kembali naik membuat mobil kendaraan multiguna ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penjualan Toyota di bulan April.
"Kami percaya avanza itu mobil yang sangat diterima," katanya.
No comments:
Post a Comment