Sunday, January 4, 2015

Pertamina Habiskan Rp 150 Miliar untuk Rawat Tabung Elpiji 12 Kg

Untuk menjaga agar setiap tabung elpiji yang dijual aman dan kemasannya bagus, PT Pertamina (Persero) mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Bahkan dalam 2 tahun terakhir, dana yang dikeluarkan mencapai Rp 150 miliar.

"Pertamina mengoperasikan 97 Stasiun Pengisian bekerja sama dengan pihak ketiga dan 3 Stasiun Pengisian milik Pertamina untuk Elpiji 12 kg," kata Manajer Media Pertamina Adiatma Sardjito , Senin (5/1/2015).

Adiatma mengatakan, selain melakukan pengisian gas ke tabung LPG, Pertamina juga harus menjaga kualitas. Untuk menjaga keamanan dan tampilan tabung Elpiji 12 kg, secara berkala dilakukan pengetesan dan pengecatan ulang.

"Saat ini dibutuhkan 63 bengkel pemeliharaan Elpiji 12 kg dengan realisasi anggaran Rp 57 miliar pada 2013. Kemudian meningkat menjadi Rp 93 triliun pada 2014," ungkap Adiatma.

Mulai 2 Januari 2015, Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg. Kini elpiji 12 kg sudah dibanderol sesuai harga pasar atau keekonomiannya. Harga elpiji 12 kg di tingkat agen naik jadi Rp 134.700 dari sebelumnya Rp 114.900. Ini berlaku mulai 2 Januari 2015 pukul 00.00.

"Khusus untuk elpiji 12 kg yang mulai tahun ini harganya sudah harga keekonomian, sebenarnya hanya digunakan 16% masyarakat perkotaan dan sekitarnya. Di perdesaan, penggunanya hanya 4%," kata Adiatma.

Saat ini, lanjut Adiatma, sebagian besar LPG yang dinikmati masyarakat adalah elpiji 3 kg yang disubsidi oleh pemerintah. Sementara untuk masyarakat mampu, Pertamina menyediakan elpiji dengan berbagai kemasan mulai 12 hingga 50 kg.

"Lebih dari 70% penggunaan elpiji 12 kg di perkotaan adalah kelompok ekonomi atas yang memiliki pendidikan tinggi. Sementara rata-rata penggunaan elpiji 12 kg di rumah tangga hanya sebulan sekali bahkan lebih, artinya hanya menghabiskan biaya Rp 150.000/bulan, bandingkan dengan listrik rata-rata menghabiskan biaya Rp 254.000/bulan atau pulsa ponsel Rp 270.000-313.000/bulan. Bahkan lebih murah daripada makan di luar rumah yang dihabiskan Rp 400.000/bulan. Ini semua hasil survei Nielsen terhadap 7.300 rumah tangga," jelas Adiatma.

No comments:

Post a Comment