Proyek Podomoro Park besutan PT Agung Podomoro Land Tbk melalui PT Graha Cipta Kharisma di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Jakarta Timur diyakini bakal mengatrol harga lahan, dan properti di wilayah sekitarnya. Nama besar raksasa ini, dan fasilitas yang ditawarkan di Podomoro Park, berpotensi menarik minat investor.
Vice Member Broker ERA Real Estate Inten Buaran, Jakarta Timur, Memed Al Amin, mengatakan, daya pikat Podomoro Park ada pada nama besar pengembangnya. Suka tidak suka, Agung Podomoro Land telah dianggap sebagai jaminan dalam menyulap kawasan kumuh jadi lebih bernilai.
"Kalau melihat Nomor Urut Pemesanan (NUP) yang sudah dikeluarkan untuk Podomoro Park, dari 1.000 unit yang dipasarkan pada masing-masing menara apartemen, saat ini sudah mencapai 800-an dipesan. Proyek ini kan belum dibangun sebenarnya, tapi animonya sudah begitu besar. Padahal banyak investor yang tidak tahu daerah Ngurah Rai, tapi karena tahu ini proyek Agung Podomoro jadi diambil," ujar Memed di Buaran, Jakarta Timur, Rabu (8/4/2015).
Podomoro Park yang dikembangkan di atas lahan seluas 12 hektar, lanjut Memed, akan turut memperkenalkan daerah Ngurah Rai, Jakarta Timur beserta wilayah terdekat di sekitarnya, seperti Buaran dan Duren Sawit. Secara otomatis, hal ini juga akan turut mengatrol kenaikan harga properti yang terdapat di wilayah tersebut.
"Orang akan bertanya di mana daerah Ngurah Rai (Jakarta Timur) ini karena Agung Podomoro berani buat proyek properti di wilayah yang tidak dikenal. Setelah banyak orang tahu, harga properti di wilayah ini pasti akan terdongkrak juga. Harga tanah sesuai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sekarang Rp 3,9 juta per meter persegi. Mungkin kalau Podomoro Park sudah jadi bisa naik 3 kali lipat," papar Memed.
Broker ERA Real Estate lainnya, Edy Agus, menambahkan peningkatan nilai jual properti di wilayah Ngurah Rai juga disebabkan mudahnya akses transportasi. "Wilayah ini sebenarnya cukup menjanjikan karena akses transportasinya mudah. Daerah ini dilewati bus Transjakarta dan kereta rel listrik (KRL). Angkutan umum juga banyak tersedia. Ditambah dengan fasilitas pusat perbelanjaan dan perkantoran di Podomoro Park, nilai jualnya akan meningkat pesat," jelas Edy.
Untuk unit di dalam Podomoro Park sendiri, Edy memprediksi persentase kenaikan harganya mencapai minimum 20 persen per tahunnya. Pasalnya, harga NUP yang sekarang ditawarkan sudah mencapai sekitar Rp 400 juta per unit.
"Harga awal yang dipasarkan untuk tipe terkecil sebesar Rp 300 jutaan per unit. Kemarin beberapa unit sudah dipatok dengan harga Rp 380 juta. Padahal proyek ini belum dibangun. Nanti kalau sudah selesai bisa berada di kisaran Rp 400 juta sampai Rp 450 juta per unitnya," tandas Edy.
Tingginya minat tinggal di tengah kota, seiring kemacetan Jakarta yang semakin parah, direspon Agung Podomoro Group melalui rencana pengembangan Podomoro Park di Jl Ngurah Rai, Jakarta Timur. Raksasa properti dengan kapitalisasi pasar senilai Rp 8,9 triliun ini akan menyulap area seluas 12 hektar tersebut menjadi sekuel "Kalibata City" atau "Kalibata City Plus-plus".
Menurut Marketing Director Agung Podomoro Group, Indra W Antono, sama seperti megaproyek Kalibata City, Podomoro Park juga merupakan properti dengan konsep multifungsi yang mengintegrasikan apartemen, ruko, dan ruang ritel atau pusat belanja penunjang.
"Potensi pasar di Jl Ngurah Rai, dan juga kawasan di sekitarnya sangat besar. Mereka membutuhkan hunian representatif, pusat belanja memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan juga tempat aktualisasi. Saat ini, belum ada fasilitas seperti itu," tutur Indra . Saat ini, aku Indra, Podomoro Park masih dalam proses persiapan, mulai dari perizinan termasuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB), analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), studi kelayakan, dan proyeksi nilai investasi.
"Kami masih proses menyusun budget," tandas Investor Relation, Wibisono. Namun, satu yang pasti, tambah Indra, Podomoro Park didedikasikan untuk pasar dengan segmen menengah-menengah. "Ceruk pasar ini yang paling besar dan kebutuhannya belum seluruhnya terpenuhi. Harganya samalah dengan Kalibata City, sekitar Rp 300 jutaan per unit untuk tipe terkecil," imbuh Indra.
Ada pun realisasi pengembangan Podomoro Park, menurut Indra akan dilakukan segera setelah seluruh perizinan dan persiapan rampung. Targetnya paling lambat akhir tahun 2015 sudah mulai dibangun.
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatat kemerosotan drastis segmen penjualan marketing (marketing sales) hingga Maret 2015 sebesar 48,6 persen, menjadi Rp 939,7 miliar. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun 2014, APLN mampu membukukan penjualan marketing senilai Rp 1,828 triliun. Menurut Investor Relation APLN, Wibisono, anjloknya pencapaian tersebut disebabkan ada proyek yang penjualannya turun. Terutama proyek yang sudah sedikit inventory stock-nya, karena pilihan unitnya tinggal sedikit.
"Namun begitu, masih ada proyek lainnya yang baru naik," tutur Wibisono kepadaKompas.com, Jumat (10/4/2015). Kendati penjualan kuartal pertama menurun, APLN tetap optimistis tahun ini akan mencatat pertumbuhan penjualan. Wibisono menambahkan, APLN menargetkan penjualan marketing tahun 2015 senilai Rp 6 triliun hingga Rp 6,5 triliun.
Saat ini, perseroan sedang mengembangkan apartemen Grand Madison, di Podomoro City, Jakarta Barat, dan SOHO Capital di Pancoran, Jakarta Selatan, Pakubuwono Springs, Jakarta Selatan, Bandung City Center di Bandung Jawa Barat, Borneo Bay City di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan tengah mempersiapkan Podomoro Park di Jl Ngurah Rai, Jakarta Timur.
No comments:
Post a Comment