Tuesday, April 14, 2015

Bank BCA Bagi Deviden Rp. 3,64 Triliun dan Akuisisi 2 Bank Nasional

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Central Asia Tbk menyetujui pembagian dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp 148 per lembar. Dari jumlah tersebut, Rp 50 per lembar bersifat interim atau sudah dibagikan pada akhir tahun lalu.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan angka itu sekitar 22 persen dari laba perseroan tahun lalu yang mencapai Rp 16,4 triliun. "Sekitar Rp 3,64 triliun untuk 24 miliar lembar saham," katanya di Jakarta, Kamis, 9 April 2015. Namun ia belum memastikan kapan dividen akan dibagikan.

BCA meraup laba bersih Rp 16,5 triliun atau naik 15,7 persen ketimbang 2013 sebesar Rp 14,3 triliun. Jahja yakin sisa laba setelah pemotongan dividen masih cukup untuk pengembangan usaha. Apalagi tahun ini pertumbuhan kredit diperkirakan akan cukup moderat, yaitu pada kisaran 12-15 persen.

Jumlah itu dinilai lebih dari cukup untuk mendukung kebutuhan rasio kecukupan modal(capital adequacy ratio-CAR), baik bank maupun anak usaha. Hingga akhir tahun, BCA menargetkan CAR pada kisaran 18-19 persen. Menurut Jahja, target CAR sama dengan tahun lalu dengan pertimbangan kondisi makro dan juga kondisi dana pihak ketiga.

Bahkan Jahja mengklaim perusahaannya tidak membutuhkan tambahan modal untuk menjaga CAR hingga tiga tahun mendatang. "Cukup dari profitability."  PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tengah mengincar dua bank dengan skala kecil. Dua bank yang akan diakuisisi ini bergerak pada sektor perdagangan.

"Cari bank yang lini bisnisnya sama dengan kami," kata Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja seusai menghadiri rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis, 9 April 2015.  Menurut Jahja, selain harga beli yang lebih murah, tujuan lain akuisisi bank kecil adalah meningkatkan nilai asetnya. Jahja mencontohkan, saat melakukan akuisisi UIB, aset bank tersebut hanya Rp 600 miliar. Berselang lima tahun kemudian, aset UIB tercatat menjadi Rp 3 triliun.

Jika nantinya terealisasi, kedua bank tersebut akan menjadi lini bisnis sendiri. "Tak akan digabung dengan yang syariah," ujarnya. Menurut Jahja, rencana akuisisi tersebut sudah dimasukkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015 walaupun belum ada target akan rampung kapan. Alasannya, proses akuisisi biasanya berlangsung lama.

Jahja menambahkan, bila tak masuk RBB tahun ini, rencana akuisisi tak akan segera terealisasi. "Dulu yang asuransi juga dimasukkan RBB 2011, tapi rampungnya baru 2014." BCA, kata dia, tak menganggarkan dana khusus untuk mengakuisisi bank. Dana akan diambil dari anggaran ekspansi perseroan sebesar Rp 1,5 triliun. Anggaran itu memang disediakan untuk ekspansi anak usaha dan akuisisi.

Pada 2009, BCA juga mengambil alih 100 persen saham PT Bank UIB (dulu bernama Utama International Bank) senilai Rp 248,25 miliar. Bank tersebut kemudian diubah menjadi BCA Syariah.

Sebelum diakuisisi, total aset UIB tercatat sebesar Rp 602 miliar dengan portofolio kredit Rp 414,5 miliar serta dana pihak ketiga Rp 503,9 miliar. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 21,8 persen dengan rasio kredit bermasalah (NPL) 1,1 persen.

No comments:

Post a Comment