Bisnis minyak PT Pertamina (Persero) saat ini tengah rugi, akibat anjloknya harga minyak dunia sejak pertengahan 2014 lalu. Namun usaha Pertamina di bidang ritel berhasil untung Rp 20 miliar dalam 2 bulan pertama di tahun ini. Apa saja bisnis ritel Pertamina, lerwat PT Pertamina Retail?
"Kami untung selama 2 bulan sebesar Rp 20 miliar. Penjualan 1 rata-rata sebesar Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun," kata Direktur Utama Pertamina Retail, Toharso, di sebuah rumah makan, Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2015).
Untuk bisnis BBM, Pertamina Retail mengoperasian 110 SPBU. Sedangkan bisnis non BBM, Pertamina Retail memiliki sejumlah bisnis. Pertama, bisnis non BBM adalah 320 gerai makanan dan minuman ringan dengan merek Bright Store, lalu 27 gerai service kendaraan ringan dengan merek Bright Oil, 18 gerai cuci kendaraan dengan merek Bright Wash, dan dan 8 gerai Bright Cafe.
Dari pengoperasian bisnis BBM dan non BBM, anak usaha Pertamina ini berhasil meraih laba bersih Rp 60 miliar pada tahun buku 2014.
"Kontribusi pendapatan Rp 9 triliun dari jualan BBM per 2014 untuk 110 SPBU. Yang non BBM Rp 300 miliar. Kontribusi ke laba Rp 40 miliar dari BBM, dan 20 miliar dari non BBM," jelasnya.
Ke depan, kontribusi sektor non BBM akan digenjot. Pada 2020, kontribusi laba dari non BBM diproyeksi tembus 70%. Untuk menggenjot kontribusi non BBM, Pertamina Retail salah satunya menargetkan pembukaan hingga 2.000 gerai makanan dan minuman Bright dalam 5 tahun ke depan.
"Jadi 70% net profit dari non BBM dan 30% dari BBM di 2020. Itu pelan-pelan digeser," jelasnya.
No comments:
Post a Comment