Thursday, April 16, 2015

Presiden Jokowi Siap Pamer Kebijakan Di World Economic Forum on East Asia ke 24

Pemerintahan Presiden Joko Widodo siap memamerkan paket kebijakan yang menjadi andalan pemerintah dalam menarik investor dalam forum ekonomi dunia atau World Economic Forum on East Asia ke 24 akan berlangsung di Jakarta pada 19-21 April 2015 mendatang.

Asal tahu saja, dalam gelaran tersebut, pemerintah bakal unjuk diri di hadapan 700 partisipan dari lebih 40 negara termasuk 180 CEO dan pimpinan perusahaan serta 40 menteri dan perwakilan dari organisasi internasional,  "Daripada pemerintah bikin acara sendiri, lebih hemat kita bisa ikut forum ini," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil dalam konferensi pers yang digelar hari ini di Jakarta, Kamis (16/4).

"Saya pikir forum ini bagus, bagaimana partisipan bisa melihat seperti apa Indonesia meski pemerintah baru berjalan memasuk bulan ke 7. Paket kebijakan untuk investor asing, infrastruktur, program listrik pemerintah dan komitmen kita untuk reformasi struktural (pencabutan subsidi BBM). Ini memang masih kecil, tapi impactnya akan besar," imbuh Sofyan.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengatakan ajang ini akan ia manfaatkan sebagai pendongkrak ekspor Indonesia ke luar negeri. Ia optimis target ekspor hingga 300 persen bisa tercapai dalam lima tahun ke depan, jika sedari awal pemerintah aktif mengejar investor. "Melalui forum ini kita bisa jelaskan pemerintahan saat ini, pada visi misi kedepan. Untuk mereka yang datang, forum ini bisa kita jadikan tempanilai tambah,, seperti kami harapkan adanya investasi, dan tingkatkan ekspor kita keluar negeri," kata Gobel.

Direktur Senior dan Kepala Asia Pasifk di WEF, Sushant Palakurthi Rao, mengatakan program acara tahunan ini akan membawa tiga pilar bahasan yakni pembahasan masyarakat dunia untuk mengidentifikasi potensi solusi untuk menekan tantangan sosial, pembahasan ekonomi baru yang membahas peluang investasi di kawasan Asia Timur, pembahasan kawasan regional baru yang juga akan membahas hubungan politik antar negara.

"Ini adalah panggung bagi Indonesia untuk menjelaskan program-program pemerintah,nantinya para investor bisa berbagi pengalaman dari negaranya masing-masing. Indonesia punya potensi untuk menyaingi pasar Tiongkok," kata Sushant.

Para Co-Chairs WEF yang akan hadir adalah Chairman Boston Consulting Group Hans-Paul Burkner, Direktur Eksekutif Lippo Group Indonesia John Riady, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Guna Sadikin, dan Direktur Jenderal International Organization for Migration (IOM) Jenewa William Lacy Swing.

Selain itu juga terdapat Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen, PM Laos Mustapa Mohamed, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Ibrahim Boubacar, Keita, Presiden Mali Purevsuren Lundeg, Menteri Luar Negeri Mongolia U Htay Aung dan sejumlah delegasi negara lainnya

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan, sebanyak 650 peserta dari 35 negara dipastikan akan menghadiri World Economic Forum on East Asia 2015. Perhelatan ini akan diselenggarakan di Jakarta pada 19-21 April mendatang. Sofyan memaparkan, ratusan peserta tersebut mewakili berbagai perusahaan besar dari masing-masing negaranya. Hal ini, menurut dia, menunjukkan bahwa minat mereka untuk menanamkan modalnya di Indonesia sangat tinggi.

"World Economic Forum ini kan inisiatif swasta yang mereka adakan setahun sekali. Indonesia juga sangat banyak yang daftar, sampai hari ini ada 650 orang. Itu menunjukkan keinginan para investor, para profesional untuk melihat secara dekat bagaimana kemajuan kita dan meningkatkan investasi," ujar Sofyan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/3).

Sofyan mengaku tidak mematok target yang akan diinvestasikan oleh para investor tersebut setelah perhelatan ini rampung digelar. "Kami tidak bisa mengharapkan itu, tapi tentu nanti yang paling penting mereka datang dan melihat. Seeing is believing, melihat untuk percaya. Melihat reformasi dan program pemerintah," kata dia.

Dia berharap dengan digelarnya acara ini pemerintah mampu memberikan paparan lengkap mengenai kondisi investasi di Indonesia, masalah reformasi birokrasi yang dilakukan, dan prospek Indonesia ke depan. Sebelumnya, Indonesia kembali terpilih menjadi tuan rumah acara World Economic Forum. Pertemuan tersebut mengusung tema "Anchoring Trust in East Asia's New Regionalism" dengan fokus kesiapan negara-negara berkembang menjadi pilar ekonomi dunia.

Direktur Senior Kepala Asia Pasifik World Economic Forum, Sushant Palakurthi Rao, mengatakan pelaksanaan forum internasional ini merupakan ke 24 kalinya digelar. Acara ini, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan kerjasama regional dalam mengakselerasi pembangunan sosial-ekonomi.

"Untuk itu kami membawa para pemimpin senior dan bisnis, politik, masyarakat sipil, akademis di tahun yang kritis bagi kawasan Asia-Pasifik," kata Sushant dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, belum lama ini.  Indonesia kembali terpilih menjadi tuan rumah acara World Economic Forum yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 19-21 April 2015 mendatang. Pertemuan tersebut mengusung tema "Anchoring Trust in East Asia's New Regionalism" dengan fokus kesiapan negara-negara berkembang menjadi pilar ekonomi dunia.

Direktur Senior Kepala Asia Pasifik World Economic Forum, Sushant Palakurthi Rao, mengatakan pelaksanaan forum internasional ini merupakan ke 24 kalinya digelar. Acara ini, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan kerjasama regional dalam mengakselerasi pembangunan sosial-ekonomi.

"Untuk itu kami membawa para pemimpin senior dan bisnis, politik, masyarakat sipil, akademis di tahun yang kritis bagi kawasan Asia-Pasifik," kata Sushant dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (18/2).

Bachrul Chairi, Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan mengatakan, dalam forum ini nantinya juga turut dihadiri CEO perusahaan top dunia sebagai narasumber. Salah satu topik hangat yang menjadi bahan pembicaraan adalah pelambatan ekonomi Tiongkok yang mengancam pertumbuhan ekspor negara-negara emerging market termasuk Indonesia.

"Jadi mesti dilihat bahwa ini fenomena global, peluang apa yang bisa mendorong kerjasma untuk bisa tingkatkan investasi perdagangan," kata Bachrul.  Kementerian Perdagangan sendiri, menurut Bachrul, tengah mengejar pencapaian ekspor yang diamanahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM). "Kita kan Indonesia tentunya bahwa kita Kemendag harus mendorong kinerja 300 persen kenaikan ekspor kita dalam ini 4-5 tahun ini," kata Bachrul.

Dalam forum tersebut nantinya akan dibahas strategi-strategi kesiapan negara-negara emerging market menghadapi gejolak ekonomi global. Adapun Indonesia terakhir kali menjadi tuan rumah pada 2011. Di dalam acara ini, setidaknya akan hadir 20 kepala negara dari beberapa negara maju seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Singapura, hingga Australia. Selain itu, even ini juga menghadirkan 650 peserta yang mayoritas datang dari CEO atau Chief Executive Officer dari perusahaan besar

No comments:

Post a Comment