“Antam pada tahun ini tidak mampu dalam memberikan modal yang cukup untuk mendanai berbagai proyek yang direncanakan yang membutuhkan miliaran dolar Amerika Serikat (AS) untuk mengganti kerugian dari pendapatan bijih nikel dan penurunan produksi emas,” ujarnya dalam riset, dikutip Kamis (7/5).
Todd menilai perseroan hanya bisa berharap harga feronikel menunjukkan peningkatan di semester II 2015 hingga 2016 yang bakal mengarah pada kinerja yang lebih baik.
“Pada saat ini kami melihat kinerja keuangan dan operasional Antam sangat bermasalah tanpa ada cara yang jelas ke depan,” jelasnya.
Antam membukukan rugi bersih di kuartal I tahun 2015 sebesar Rp 240 miliar. Padahal, volume produksi feronikel dan emas pada kuartal I 2015 masing-masing meningkat sebesar 36 persen dan 6 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2014. Namun sayangnya harga nikel yang melemah membuat kinerja keuangan menurun.
Selain itu, Antam juga mencatat kenaikan volume penjualan emas di kuartal I 2015 sebesar 63 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Pada kuartal I tahun 2015 komoditas emas menjadi kontributor terbesar total penjualan dengan kontribusi sebesar 68 persen atau senilai Rp 1,94 triliun.
Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman mengatakan dengan adanya peningkatan volume penjualan emas, Antam mampu mencatatkan laba kotor dan laba usaha pada kuartal I 2015. Di tahun 2015 kami menargetkan peningkatan penjualan feronikel dan emas, selain tetap melakukan efisiensi yang agresif.
“Saat ini kami juga berkomitmen untuk melanjutkan proyek-proyek pertumbuhan dengan tetap memperhatikan kondisi finansial perusahaan. Kami masih melanjutkan persiapan pelaksanaan rights issue yang proceed-nya akan difokuskan untuk mendanai proyek Feronikel Halmahera Timur dan proyek Anode Slime,” ujar Tedy.
Tedy juga menyatakan tetap berkomitmen untuk melaksanakan dan tidak membatalkan rencana proyek-proyek pertumbuhan lainnya seperti proyek Smelter GradeAlumina Mempawah, proyek Nickel Pig Iron dan Stainless Steel dan proyek Nickel Mixed Hydroxide.
Pada kuartal I tahun 2015, pabrik CGA Tayan telah beroperasi komersial sejak bulan Januari 2015 sementara kemajuan EPC Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) sudah mencapai 89 persen per 31 Maret 2015 dengan fasilitas Furnace-4 sudah memasuki tahapcommissioning.
Selain itu Antam juga telah meresmikan fasilitas Top Blown Rotary Converter (TBRC) yang dapat mengekstraksi logam emas dan logam-logam berharga lainnya seperti selenium, paladium, platinum dan lain-lain dari produk anode slime.
Antam membukukan rugi bersih di kuartal I tahun 2015 sebesar Rp 240 miliar. Padahal, volume produksi feronikel dan emas pada kuartal I 2015 masing-masing meningkat sebesar 36 persen dan 6 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2014. Namun sayangnya harga nikel yang melemah membuat kinerja keuangan menurun.
Selain itu, Antam juga mencatat kenaikan volume penjualan emas di kuartal I 2015 sebesar 63 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Pada kuartal I tahun 2015 komoditas emas menjadi kontributor terbesar total penjualan dengan kontribusi sebesar 68 persen atau senilai Rp 1,94 triliun.
Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman mengatakan dengan adanya peningkatan volume penjualan emas, Antam mampu mencatatkan laba kotor dan laba usaha pada kuartal I 2015. Di tahun 2015 kami menargetkan peningkatan penjualan feronikel dan emas, selain tetap melakukan efisiensi yang agresif.
“Saat ini kami juga berkomitmen untuk melanjutkan proyek-proyek pertumbuhan dengan tetap memperhatikan kondisi finansial perusahaan. Kami masih melanjutkan persiapan pelaksanaan rights issue yang proceed-nya akan difokuskan untuk mendanai proyek Feronikel Halmahera Timur dan proyek Anode Slime,” ujar Tedy.
Tedy juga menyatakan tetap berkomitmen untuk melaksanakan dan tidak membatalkan rencana proyek-proyek pertumbuhan lainnya seperti proyek Smelter GradeAlumina Mempawah, proyek Nickel Pig Iron dan Stainless Steel dan proyek Nickel Mixed Hydroxide.
Pada kuartal I tahun 2015, pabrik CGA Tayan telah beroperasi komersial sejak bulan Januari 2015 sementara kemajuan EPC Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) sudah mencapai 89 persen per 31 Maret 2015 dengan fasilitas Furnace-4 sudah memasuki tahapcommissioning.
Selain itu Antam juga telah meresmikan fasilitas Top Blown Rotary Converter (TBRC) yang dapat mengekstraksi logam emas dan logam-logam berharga lainnya seperti selenium, paladium, platinum dan lain-lain dari produk anode slime.
No comments:
Post a Comment