Monday, January 5, 2015

Kedigdayaan Dolar Akan Terus Berlanjut Secara Global

Perusahaan finansial Amerika Serikat (AS) JP Morgan menilai penguatan dolar AS bakal berlanjut karena perlambatan ekonomi China dan Eropa, penurunan harga minyak dan resiko politik Yunani. Adapun pada 2015, JP Morgan menargetkan rupiah berada di level 12.600 per dolar AS.

Analis JP Morgan Jan Loeys mengatakan indeks dolar AS memasuki 2015 bakal membuat level tertinggi baru, dibantu oleh beberapa perkembangan selama liburan yaitu rilis Purchasing Manager's Index (PMI) yang buruk dari China dan daerah Eropa, penurunan harga minyak, dan meningkatnya risiko politik di Yunani.

Meskipun posisi mata uang dunia secara rerata membaik, dan grafik menunjukkan rekor dolar AS sudah dekat, tetapi pihaknya masih berpikir dolar AS akan naik lebih lanjut pada tahun ini karena kondisi makro yang mendasari tidak sepenuhnya diketahui.

“Target akhir tahun kami mencakup US$1,18 per Euro, 128 Yen per dolar AS, Rp 12.600 per dolarAS, 1,34 dolar Singapura per dolar AS dan 46,84 rubel per dolar AS,” ujarnya dalam riset, Sabtu (3/1).

Sementara itu Yunani disebut bakal menyelenggarakan pemilu awal pekan ini, tetapi Euro belum melemah lebih dalam terhadap dolar dibanding mata uang lainnya. Jan menilai ada beberapa alasan untuk reaksi ini, salah satunya karena partai oposisi Syriza belum jelas bakal mendominasi.

“Selain itu, bank sentral Eropa telah melihat kemungkinan kesulitan pendanaan seluruh wilayah yang bakal mendorong pelarian modal selama putaran terakhir pemilihan Yunani,” ujar Jan. Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan untuk menjaga stabilitas rupiah di 2015, bank sentral akan melanjutkan kewajiban menyimpan devisa hasil ekspor bagi pelaku industri migas dan non-migas.

"Bukan berarti harus dikonversi menjadi rupiah, tetapi kalau diekspor dari Indonesia, harus dibawa ke Indonesia. Nanti setelah itu dananya digunakan lagi silakan. Jangan ekspor, tapi dananya tidak pernah masuk ke Indonesia," ujar Agus belum lama ini.

Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata Agus, meminta kebijakan itu diperkuat mengingat masih banyak pelaku industri atau eksportir yang 60 persen devisa hasil ekspornya disimpan di luar negeri. "Wapres juga tadi menyampaikan salah satu yang membuat ekonomi stabil adalah kalau pasarn keuanganya dalam dan luas. Jadi kebijakan untuk adanya pasar uang yang dalam dan luas itu kami akan dorong, termasuk untuk ekspor dananya harus masuk ke Indonesia," tuturnya.

No comments:

Post a Comment