Laju pasar surat utang (obligasi) pada pekan depan diperkirakan bakal menguat di rentang 45 hingga 100 basis poin (bps) meski dibayangi aksi jual yang mampu membalik keadaan menjadi pelemahan. Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, meski laju pasar obligasi memiliki peluang kembali melanjutkan kenaikan, tetapi sentimen yang ada kurang mendukung sehingga perlu diwaspada adanya aksi jual yang akan mengurangi peluang tersebut.
“Kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang 45 hingga 100 bps. Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” ujar Reza dalam riset, Sabtu (3/1). Dalam perdagangan sebelumnya, Reza menilai kondisi tidak jauh berbeda dengan laju pasar saham karena di tengah sempitnya waktu perdagangan, laju pasar obligasi pun mampu mengalami kenaikan seiring rasa optimisme dan apresiasi terhadap laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Tampaknya pelaku pasar yang masih bertahan di bursa saham, masih melakukan upaya pembelian untuk menjaga laju pasar obligasi untuk dapat bertahan di zona hijaunya,” ujarnya.
Di sisi lain Reza menilai rilis data-data makroekonomi Indonesia tidak begitu baik terkait neraca perdagangan yang kembali defisit dan melonjaknya inflasi di atas perkiraan berimbas pada kembali anjloknya nilai tukar Rupiah. Namun, nyatanya tidak menghalangi harga-harga obligasi untuk dapat melanjutkan penguatannya.
“Apalagi langkah pemerintah yang menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan sekaligus mencabut subsidi dengan tujuan untuk mendapatkan ruang fiskal yang lebih baik memberikan sentimen positif kepada pelaku pasar,” katanya.
Pergerakan imbal hasil (yield) secara mingguan kembali berbalik turun di hampir seluruh tenor. Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield -7,06 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar -15,63 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) turut mengalami penurunan yield sekitar -20,57 persen.
“Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo 5 tahun mampu melanjutkan penguatan 57,9 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo 10 tahun mengalami kenaikan harga 68,94 bps,” ujar Reza.
No comments:
Post a Comment