Dalam tiga bulan pertama tahun ini, sembilan dari 10 bank besar di Indonesia telah menyesuaikan tingkat suku bunga kredit. Data yang tertuang dalam Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) itu mencatat, hanya Bank Negara Indonesia (BNI) saja yang mempertahankan bunga kreditnya. 10 bank besar yang dimaksud antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), BNI, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Danamon Indonesia, Bank Pan Indonesia (Bank Panin), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank International Indonesia (BII). Sementara, SBDK bank terdiri dari kredit korporasi, kredit ritel, kredit mikro, dan kredit konsumsi (KPR dan non KPR).
Berdasarkan data SBDK yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI), hanya BNI saja yang belum menyesuaikan bunga kredit sejak akhir Desember 2014 hingga Maret 2015. Dalam periode itu, bunga kredit BNI terdiri dari kredit korporasi 11%, kredit ritel 12,35%, KPR 11,1%, dan non KPR 13,25%.
Sementara sembilan bank lain sudah menurunkan beberapa bunga kreditnya. Bahkan, beberapa bank menurunkan bunga di semua jenis kredit. Misalnya BCA, bunga kredit korporasi turun dari 10,5% jadi 10,25%, kredit ritel turun dari 11,75% jadi 11,5%, KPR turun dari 10,5% jadi 10,25%, dan non KPR turun dari 9,71% jadi 8,63%.
Bank lain yang juga menurunkan bunga semua jenis kredit adalah Bank Panin. Per Maret, SBDK Bank Panin mencatat kredit korporasi turun dari 12,1% jadi 12%, kredit ritel dari 12,46% jadi 12,11%, kredit mikro 20,6% jadi 20,44%, KPR dan non KPR turun dari 12,46% jadi 12,33%.
Selain BCA dan Bank Panin, Bank CIMB Niaga juga ikut menurunkan bunga sebagian besar jenis kreditnya. Tengok saja kredit ritel yang turun dari 12,5% jadi 12,25%, kredit mikro dari 20% jadi 19,75%, KPR dari 11,75% jadi 11,5%, dan non KPR dari 12,25% jadi 12%. Sayang, CIMB Niaga masih mempertahankan bunga kredit korporasi pada level 11,5%.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan angin segar. Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, tren bunga kredit akan menurun seiring kelebihan likuiditas dana pihak ketiga (DPK) dan penentuan batas maksimal bunga deposito pada Oktober 2014. “Bunga kredit akan turun pada 2 bulan-3 bulan mendatang,” katanya, Jumat (8/5).
Dia bilang bunga kredit akan turun bertahap dari segmen kreditnya. Misalnya, tahap awal bunga kredit akan turun pada segmen korporasi dan ritel. Beberapa bank yang sedang mengkaji penurunan bunga kredit adalah PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Direktur Utama Bank Permata Roy A. Arfandy, mengatakan, pihaknya tengah mengkaji rencana penurunan bunga kredit pasca kelebihan likuiditas pada kuartal I/2015, dan belum banyaknya kredir yang mengalir ke sektor riil. “Ruang penurunan bunga kredit sebesar 0,25% dengan memperhitungan risiko kreditnya,” kata Roy.
Bank Permata juga merencanakan penurunan bunga kredit akan terealisasi pada bulan Juni atau Juli tahun 2015 dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas untuk semester II/2015, khususnya kondisi dana menjelang bulan Ramadan dan Lebaran.
Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga mengatakan, pihaknya tengah mengkaji penurunan bunga kredit dengan mempertimbangkan kondisi pasar, yakni keputusan kebijakan makro dari The Federal Reserve dan tren bunga kredit di bank-bank. “Kami akan putuskan setelah bulan Juni ini,” ucapnya.
erdasarkan data kuartal I/2015, rata-rata suku bunga kredit mengalami peningkatan menjadi 12,99% per Maret 2015, dari posisi 12,95% per Februari 2015. Padahal, bunga deposito sudah turun 5 bps - 13 bps sejak kuartal I/2015.
Misalnya, suku bunga deposito untuk tenor 1 bulan menjadi 8,31% per Maret 2015 dari posisi 8,36% per Februari 2015. Bunga deposito untuk tenor 3 bulan menjadi 8,81% per Maret 2015, dari posisi 8,94%, dan bunga deposito untuk 6 bulan menjadi 9,11% per Maret 2015, dari posisi 9,21% per Februari 2015. Muliaman menambahkan, bunga kredit tidak bisa langsung turun secara cepat, karena awalnya perlu ada penurunan biaya dana atau cost of fund, dari pemangkasan bunga deposito. “Belum terlalu banyak turunnya, tapi bunga akan turun, dampaknya nanti akan terlihat,” tambah Muliaman.
No comments:
Post a Comment