Pergerakan ekonomi yang melambat ternyata berdampak terhadap industri makanan dan minuman ringan. Salah satu yang ikut merasakannya dampaknya adalah PT Indofood Sukes Makmur. Presiden Direktur PT Indofood Anthoni Salim mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ikut mempengaruhi kinerja perusahaan sepanjang kuartal pertama 2015. “Ada komponen impor yang besar, seperti gandum,” kata Anthoni di kantor Indofood, Jakarta, Jumat 8 Mei 2015.
Kendati ada penurunan laba di kuartal pertama ini, Anthoni optimistis memasuki kuartal berikutnya laba perusahaan bisa kembali membaik. Apalagi tidak lama lagi akan menghadapi bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Namun ia enggan memasang target yang muluk. Anthoni berharap kepada pemerintah bisa belanja lebih aktif lagi di triwulan kedua dan ketiga nanti. “Di hari raya nanti kita lihat berapa banyak yang bisa diserap sambil berharap ekonomi makro membaik,” ucapnya.
Sepanjang kuartal pertama ini PT Indofood hanya sanggup meraup laba sebesar Rp 870,08 miliar. Jumlah itu lebih rendah 37,2 persen dari 2014 di periode yang sama, yaitu sebesar Rp1,38 triliun. Dari laporan keuangan yang telah diumumkan laba per saham pun turun menjadi Rp 20 dari sebelumnya Rp 25. Perusahaan membagikan deviden sebanyak Rp 220 per lembar saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan.
Hal sebaliknya terjadi di anak perusahaan Indofood, yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang meraih laba bersih Rp 796,79 miliar di kuartal I ini. Jumlah ini lebih tinggi 13,8 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 698,72 miliar. Anthoni menjeleskan perusahaan mencoba untuk berimbang dalam hal impor dan ekspor. Ia sendiri enggan menyebutkan berapa besar komponen barang yang diimpor dan ekspor. “Kebijakan yang kami lakukan coba imbang,” tuturnya.
Indofood merencanakan belanja modal sebesar Rp 9 triliun pada tahun ini. Direktur Indofood Thomas Tjhie menyebutkan sebanyak 36 persen belanja modal dialokasikan untuk divisi CBP, 26 persen untuk bogasari, dan 26 persen diberikan kepada agrobisnis. “Sisanya dibagi rata untuk distribusi dan sebagainya,” ucap Thomas.
PT Indofood Sukses Makmur (INDF) membagikan dividen sebesar 50 persen dari total laba bersih 2014 yang sebesar Rp 3,89 triliun. Kendati proporsi dividen tahun ini sama dengan tahun kemarin, tetapi secara nominal lebih besar mengingat laba bersih yang dibukukan perseroan tumbuh 55,2 persen. "Tahun ini, kami bagikan dividen INDF sebesar Rp 220 per lembar saham dengan payout ratio sebesar 50 persen," ujar Direktur Utama PT INDF Anthoni Salim di Jakarta, Jumat (8/5).
Dengan demikian, induk perusahaan makanan itu telah meyisihkan Rp 1,94 triliun untuk dibagikan kepada pemegang saham, atau lebih besar dibandingkan dengan nilai dividen tahun sebelumnya Rp 1,25 triliun. Angka deviden per lembar saham juga ikut meningkat sebesar 15,78 persen, dari angka Rp 190 per lembar saham menjadi Rp 220 per lembar saham.
Rencananya dividen ini akan dibagikan pada tanggal 11 Juni 2015, atau satu bulan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dilaksanakan. Sebagai informasi, pada tahun 2014 penjualan bersih INDF naik 14,3 persen, dari Rp 55,62 triliun pada 2013 menjadi Rp 63,59 triliun pada tahun lalu. Angka ini juga dibarengi dengan beban keuangan yang turun sehingga margin laba bersih perusahaan naik dari 4,5 persen pada 2013 menjadi 6,1 persen di tahun lalu.
Kinerja tersebut membuahkan laba bersih sebesar Rp 3,89 triliun, atau meningkat Rp 1,39 triliun dibandingkan dengan perolehan 2013 yang sebesar Rp 2,5 triliun.
Prestasi INDF tak lepas dari peran kelompok usahanya yang bergerak di berbagai sektor. Antara lain perusahaan makanan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)menyumbang 47 persen, anak usaha Bogasari sebesar 25 persen, agribisnis sebesar 20 persen, dan distribusi sebesar 8 persen
No comments:
Post a Comment