Badan Pusat Statistik mencatatkan laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat pada Triwulan I 2015 melampaui nasional. “Nasional 4,71 persen, Jawa Barat 4,93 persen. Masih di atas, tapi sama-sama melambat,” kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jawa Barat Ade Rika Agus di Bandung, Selasa, 5 Mei 2015.
Ade mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mengalami pelambatan jika dibandingkan dengan perolehannya pada Triwulan IV pada 2014 lalu menembus 5,06 persen. “Kalau dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Triwulan I 2014, pertumbuhannya lebih cepat. Saat itu 4,55 persen,” kata.
BPS mencatatkan perekonomian Jawa Barat pada Triwulan I 2015 dengan pengukuran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap harga berlaku mencapai Rp 364,53 triliun. Sementara pengukuran berdasarkan harga konstan Rp 292,13 triliun. “PDRB meningkat sekitar Rp 9 triliun dibandingkan Triwulan IV, dan meningkat Rp 33 triiun dalam setahun atas dasar harga berlaku. Sedangkan atas dasar harga konstan dibanding Triwulan IV 2014 naik Rp 1,4 triiun, dan setahunnay Rp 14 triliun,” kata dia.
Ade mengatakan, sepanjang tahun ini hanya dua lapangan usaha yan mengalami pertumbuhan negatif, alias pelambatan yakni pertambangan, listrik, dan gas. “Lainnya positif,” kata dia. Dia menyarankan pemerintah untuk berkonsentrasi di tiga sektor lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi yakni industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta pertanian untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. “Biasanya bergantung pada tiga lapangan usaha terbesar,” kata Ade.
Menurut Ade, selain tiga lapangan usaha terbesar itu, laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat juga terdongkrak oleh pertumbuhan tinggi di lapangan usaha informasi dan komunikasi. Setahun ini pertumbuhan lapangan usaha itu menembus 17,96 persen. “Sudah dua tahun ini pertumbuhanya selalu dua digit. Sekalipun share-nya kecil sekitar 2,61 persn tapi karena pertumbuhannya tinggi bisa mendrive pertumbuhan ekonomi yang lain,” kata dia.
Ade mengatakan, di sektor pengeluaran, kumulasi belanja barang pemerintah pada Triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan periode yang sama setahun lalu. Pengeluaran konsumsi pemerintah Triwulan 1 2015 4,76 persen, pada periode sama tahun 2014 4,86 persen. “Pengeluaran rumah tangga masih dominan yakni 63,66 persen di Triluwan I 2015,” kata dia.
Menurut Ade, tiga sektor dengan tingkat pertumbuhan terbesar itu menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Jawa Barat. BPS mencatat sektor perdagangan, indutri, serta pertanian menyumbang penyerapan tenaga kerja sebesar 25,26 persen, 20,88 persen, serta 20,37 persen. “Perbandingan antara lapangan usaha bisa di analisis lebih lanjut oleh pemerintah dalam penyediaan tenaga kerja,” kata dia.
BPS mencatat setahun ini di Jawa Barat terjadi penambahan jumlah pengangguran sebanyak 32.333 orang. Pada Februari 2014 jumlah penganguran 1.843.591 orang, sedangkan pada Februari 2015 mencapai 1.875.924 orang. “Setahun terakhir angkatan kerja bertambah 1,1 juta orang,” kata Ade.
Ade mengatakan, dalam setahun ini di Jawa Barat terjadi penignkatan jumlah angkatan kerja,penduduk bekerja, dan pencari kerja. Februari 2015 ini tercatat jumlah angkatan kerja menembus 22,3 juta orang, meningkat lebih dari 1 juta orang, penduduk bekerja 20,45 juta orang naik 1 juta orang, serta jumlah pengangguran menjadi 1,875 juta orang setahun sebelumnya 1,843 juta orang.
No comments:
Post a Comment