Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta pemerintah dan semua stakeholder ekonomi nasional untuk duduk bersama mencari solusi atas terpuruknya kondisi ekonomi saat ini. Bahkan, dampak pelemahan ekonomi sekarang sudah sangat menekan sektor riil. Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto nampak khawatir dengan situasi sektor riil saat ini. "Karena kalau sektor riil ini terganggu maka ujung-ujungnya ya PHK (pemutusan hubungan kerja). Atau, bisa juga penutupan perusahaan," ujar Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Selasa (5/5/2015).
Dia menuturkan, para pengusaha tentu tak ingin terjadi PHK kepada karyawannya. Namun kata dia, pengusaha juga saat ini mengalami beban yang sangat berat karena kondisi ekonomi yang lesu. Oleh karena itu dia meminta pemerintah untuk kembali memikirkan berbagai kebijakan misalnya pengenaan pajak yang tinggi pada beberapa sektor dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk industri.
"Di satu sisi kita mau peningkatan pendapatan dari pajak, tapi ini tumbuhnya saya rasa kurang tepat saat in. Baik itu timing kenaikan tarif listrik, ke silam upah buruh dan llain-lain. Jadi kita mau kemana? Kalau perusahaan sulit ya ujungnya PHK," kata dia.
Lulusan universitas, diploma dan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) makin banyak yang menganggur. Data tenaga kerja yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Februari 2015 dari tiga strata pendidikan tersebut mengalami peningkatan dibanding setahun sebelumnya.
Kepala BPS Suryamin menuturkan, jumlah TPT pada Februari 2015 sebesar 5,81 persen dari jumlah pengangguran 7,45 juta orang pada Februari 2014, yang saat itu mencapai 5,70 persen dari 7,15 juta orang pengangguran.“Menurut tingkat pendidikan, jumlah pengangguran terbuka yang berpendidikan SD ke bawah sampai SMA turun,” kata Suryamin dalam paparan, Selasa (5/5/2015).
Suryamin memaparkan, TPT lulusan SD ke bawah pada Februari 2014 sebesar 3,69 persen, dan turun pada Februari 2015 menjadi 3,61 persen. TPT lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Februari 2014 sebesar 7,44 persen, dan turun pada Februari 2015 menjadi 7,14 persen.
Sementara itu, TPT lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada Februari 2014 sebesar 9,10 persen, dan turun pada Februari 2015 menjadi 8,17 persen. Di sisi lain, pengangguran terbuka dari lulusan SMK, Diploma I/II/III dan lulusan Universitas meningkat. TPT lulusan SMK pada Februari 2014 sebesar 7,21 persen, dan naik pada Februari 2015 menjadi 9,05 persen. TPT lulusan diploma pada Februari 2014 sebesar 5,87 persen, dan naik pada Februari 2015 menjadi 7,49 persen. Sedangkan, TPT lulusan universitas pada Februari 2014 sebesar 4,31 persen, dan naik pada Februari 2015 menjadi 5,34 persen.
Suryamin mengatakan, jumlah pengangguran yang sebanyak 7,45 juta orang ini meningkat sekitar 300.000 orang dibandingkan Februari 2014 yang sebanyak 7,15 juta orang. “Ini karena perlambatan ekonomi, sehingga pengangguran meningkat,” ucap Suryamin.Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengaku sudah mendengar kabar banyaknya modal asing yang keluar dari Indonesia. Menurut dia, itu merupakan bukti kepercayaan investor yang menurun alias luntur kepada kinerja ekonomi pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla.
"Iya saya dengar itu banyak modal yang keluar. Mungkin itu karena kepercayaan (investor) terhadap kinerja makro ekonomi kita (yang menurun)," ujar Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Selasa (5/5/2015). Lebih lanjut kata dia, seluruh stakeholder ekonomi nasional mesti duduk bersama mencari solusi yang paling tepat yang paling pas atas lesunya ekonomi nasional.
"Karena sekarang ini situasinya dilematis loh, di mana-mana (sektor ekonomi) situasinya turun, daya beli masyarakat menurun, kita tak boleh biarkan ini terus begini. Mati dipikirkan solusi yang yang bisa menggairahkan kembali dunia usaha ini, jadi ekonomi kita ini bisa kita selamatkan," kata dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2015 hanya tumbuh 4,71 persen. Pada periode sama tahun lalu pertumbuhan ekonomi mencapai 5,14 persen (konstan 2010), atau 5,21 (konstan 2000). Sementara target pertumbuhan ekonomi tahun 2015 mencapai 5,7 persen.
No comments:
Post a Comment