Denyut aktivitas mulai terasa begitu memasuki rumah bercat kuning di Jalan Gondosuli, Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Rumah tersebut merupakan workshop kerajinan souvenir kayu milik Retno Hastuti (54), salah satu pelaku usaha mikro di Kota Apel.
Ribut pemberitaan terkait lesunya kondisi ekonomi yang tengah sulit seolah tak dirasakan Retno dan usahanya. Bersama 12 karyawannya, ibu 3 anak ini tengah sibuk mengerjakan pesanan kerajinan kayu, mulai dari mengolah papan kayu, menggambar desain, hingga mengecatnya menjadi aneka produk kayu.
Ditemui di tengah kesibukannya, Dia mengaku sudah sering mendengar berita negatif terkait ekonomi yang tengah memburuk dari siaran televisi. Namun demikian, kata Retno, usaha yang digelutinya sama sekali tak tersentuh krisis yang sedang ramai tersebut. "Kalau kita nggak ngaruh. Yang kena kan yang besar-besar, kalau usaha kecil dari dulu selalu normal kalau ada berita krisis. Yang beli malah naik, ini saja lagi repot penuhin order," kata Retno
Menurut Retno, pengrajin kayu lainnya di Malang juga tak terpengaruh krisis ekonomi saat ini. "Saya kan juga ikut asosiasi, perajin-perajin kecil kaya kita normal saja. Malah kalau kita kumpul juga mereka cerita kalau order nambah terus. Lagi kewalahan," tutur Retno.
Dia menyebut, dalam sebulan dirinya bisa meraup omset tak kurang dari Rp 25 juta. "Kalau lagi puncak biasanya bisa Rp 50 juta sebulan. Dari tahun lalu yang sebelumnya Rp 15-20 juta. Berarti ada kenaikan omset," tuturnya. Sejak menggeluti usahanya sejak tahun 1992, belum sekalipun krisis ekonomi yang sudah terjadi beberapa kali ini menggoyang bisnisnya.
"Memang pernah yang krisis tahun 1998. Tapi itu pengruhnya ke harga cat dan alat lainnya. Tapi kalau order tak pernah sepi," tukasnya. Sugeng Heriadi, Senior Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Wilayah Jawa Timur mengatakan, sektor UMKM di wilayahnya tak terpengaruh dengan isu lesunya perekonomian yang tengah terjadi saat ini.
Jika melihat dari sisi pertumbuhan kredit UKM dan rasio NPL di Jawa Timur, kata Sugeng, sektor mikro hampir tak tersentuh dengan melambatny laju ekonomi saat ini. "Kita bahkan targetkan kredit tahun ini bisa tumbuh 35%, tahun lalu tumbuh 31%. Dengan jumlah kredit yang sudah disalurkan untuk UMKM sejak Januari sampai Juli Rp 800 miliar. Sementara NPL tahun lalu 5%, Desember tahun lalu 4,12%, dan sekarang per Juni ini hanya 3,5%. Artinya ada perbaikan. Dan krisis sekarang nggak ngaruh ke UMKM secara umum di wilayah kita," tutup Sugeng.
No comments:
Post a Comment