Industri asuransi jiwa terperosok kinerja pasar modal. Hingga semester pertama tahun ini, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat secara nasional hasil investasi dari para pelaku industri mengalami tekor. Data AAJI menyebut, hingga akhir bulan Juni lalu hasil investasi industri asuransi jiwa minus Rp 701 miliar. Jumlah ini anjlok 103,4 persen dari hasil investasi yang dicatat pada periode yang sama di 2014 lalu yang sebesar Rp 20,78 triliun.
Ketua AAJI Hendrisman Rahim menyebut, muramnya hasil investasi ini tak lepas dari iklim pasar modal yang menunjukan tren negatif. "Tak dapat dipungkiri gejolak pasar saham pada kuartal kedua ini cukup berdampak pada industri," kata dia, Kamis (3/9/2015). Kondisi pasar saham dalam beberapa waktu ke belakang memang menunjukkan tren yang memerah. Tak heran hasil investasi yang didapat dari instrumen inipun ikut menukik.
Menurut Hendrisman, imbal hasil yang cukup besar dan stabil masih diberikan oleh keranjang investasi reksa dana. Kestabilan hasil investasi juga diperoleh dari instrumen deposito meski bunganya tak besar.. Pelaku industri sendiri tak cuma tinggal diam. Pengalihan portofolio investasi dilakukan pada kuartal kedua ini untuk setidaknya mengurangi dampak negatif dari anjloknya kinerja pasar modal.
Dibanding triwulan pertama, porsi investasi di instrumen time deposit meningkat di periode April sampai Juni kemarin. Dari sebelumnya 14,7 persen menjadi 17,6 persen. Di sisi lain porsi investasi di instrumen saham pun diturunkan pada saat yang sama. Dari 29 persen di tiga bulan pertama, menjadi 25,5 persen di kuartal kedua 2015.
Meski hasil investasi sampai pertengahan tahun ini minus, namun Hendrisman mengaku masih optimis kondisi sampai akhir tahun nanti bisa berbalik kembali positif. Harapan besar digantungkan pada perbaikan ekonomi di paruh kedua ini untuk ikut mendorong kinerja pasar modal. "Saya kira kondisi invetasi seperti di pasar saham mulai September ini akan membaik secara perlahan," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment