Setelah skandal yang melilit perusahaan mobil Jerman Volkswagen soal emisi, sang CEO, Martin Winterkorn akhirnya mengundurkan diri. "Saya melakukan ini untuk kepentingan perusahaan meskipun saya tidak tahu di bagian mana kesalahan saya," kata Winterkorn, dikutip dari Guardian setelah pertemuan mendadak dengan direksi Volkswagen.
Winterkorn sudah menjabat sebagai CEO Volkswagen (VLKAY) selama delapan tahun. Perusahaan Jerman yang juga pemilik merek otomotif Audi dan Porsche ini baru saja mencapai target panjang mereka untuk menyalip perusahaan saingannya, Toyota untuk menjadi produsen mobil terbesar di tiga tahun mendatang.
Sayangnya, posisi ini tampaknya akan jadi mengkhawatirkan ketika kasus skandal emisi meruak di hari Jumat lalu. Kasus ini terungkap setelah Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection Agency/EPA) dan California Air Resources Board (CARB) melaporkan bahwa VW Amerika Serikat memasang piranti lunak khusus pada beberapa kendaraan diesel untuk mengakali kewajiban uji emisi di negara itu.
VW diduga memasang piranti lunak tersebut pada mobil-mobil yang dipasarkan di Amerika Serikat seperti Beetle, Golf, Jetta, Passat, serta Audi A3 yang menggunakan mesin 2.0 liter turbo diesel buatan perusahaan. Krisis makin meningkat di hari Selasa lalu ketika komite eksekutif VW mengakui ada 11 juta unit mobil di seluruh dunia yang dipasangi piranti khusus untuk memanipulasi uji emisi.
Winterkorn mengaku terkejut akan hal ini, namun dia bertanggung jawab dan meminta maaf kepada publik. Menurut dia, pengunduran dirinya adalah upaya untuk memberikan awal yang baru bagi perusahaan tersebut. "Proses klarifikasi dan transparansi harus terus berjalan. Ini adalah satu-satunya cara untuk memenangkan kembali kepercayaan publik. Saya yakin bahwa grup Volkswagen dan tim akan mengatasi krisis ini."
Perusahaan Jerman ini menghadapi tantangan yang sangat besar untuk menstabilkan perusahaan. Direktur senior Volkswagen mengatakan kemungkinan CEO baru akan ditunjuk hari Jumat (25/9) mendatang. Mereka juga akan membentuk komite khusus untuk mengawasi penyelidikan internal perusahaan. Karena kasus ini, Winterkorn sudah meminta maaf dan perusahaan harus menyiapkan dana besar untuk menutupi biaya penarikan dan biaya lainnya. Namun biaya akan jadi lebih besar karena perusahaan akan menghadapi denda pidana sipil di Amerika yang bernilai miliaran dollar.
Kasus ini juga menyebabkan harga saham perusahaan yang langsung anjlok. Akibatnya, kerugian besar bagi investor di Qatar. Kanselir Jerman, Angela Merkel menggambarkan situasi yang terjadi di tubuh perusahaan mobil yang ikonik dengan tipe kodok ini sebagai situasi yang sulit. Dia juga mendesak perusahaan tersebut untuk bersikap transparan dan menjelaskan tindakan mereka sepenuhnya.
Perusahaan mobil asal Jerman Volkswagen (VW) terancam denda hingga US$ 18 miliar atas skandal manipulasi teknologi yang diterapkan pada jutaan unit mobil produksi pabrikan VW. Kasus ini terungkap setelah Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection Agency/EPA) dan California Air Resources Board (CARB) melaporkan bahwa VW Amerika Serikat memasang piranti lunak khusus pada beberapa kendaraan diesel untuk mengakali kewajiban uji emisi di negara itu.
VW diduga memasang piranti lunak tersebut pada mobil-mobil yang dipasarkan di Amerika Serikat seperti Beetle, Golf, Jetta, Passat, serta Audi A3 yang menggunakan mesin 2.0 liter turbo diesel buatan perusahaan. Menurut EPA, Audi dan mobil-mobil VW tersebut membuang nitrogen oksida (NOx) hingga 40 kali dari batas yang ditoleransi. Petugas EPA Cynthia Giles mengatakan perusahaan tersebut bisa kena penalti hingga US$ 37.500 untuk tiap kendaraan yang melanggar regulasi udara bersih.
Komite eksekutif VW mengakui ada 11 juta unit mobil yang dipasangi piranti khusus untuk memanipulasi uji emisi itu. Atas kejadian itu, CEO VW Martin Winterkorn menyatakan permohonan maafnya kepada publik. "Jutaan pelanggan di seluruh dunia selama ini telah memberikan keprcayaannya pada produk kami. Kami memohon maaf telah merusak kepercayaan itu," ujar Martin.
Saham perusahaan yang di Indonesia terkenal dengan mobil kodoknya itu langsung anjlok hampir 17 persen di Frankfurt, Jerman pada perdagangan Selasa (22/09). Sementara sehari sebelumnya sempat turun 19 persen dari 162,20 euro menjadi 131,90 euro per saham. Perusahaan dilaporkan kehilangan 14,4 miliar euro dari nilai pasar
No comments:
Post a Comment