Saturday, September 19, 2015

China Bangun Pabrik Smartphone Di Tangerang Senilai Rp. 2,8 Triliun

Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengungkapkan, investor asal China akan membangun pabrik ponsel di Tangerang, Jawa Barat. Nilai investasinya mencapai US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun (kurs Rp 14.000/dolar AS).

"Kemarin itu mereka sampaikan keinginan untuk berinvestasi. Saya sampaikan silahkan berkomunikasi dengan BKPM. Mereka sampaikan keinginan buat produk di Indonesia. Macam—macam ada beberapa bidang. Adahandphone (ponsel) ada lampu. Iya dari China. Mereka sudah menyampaikan maksudnya dan memperlihatkan contoh produk. Kita harus tangkap peluang itu," ungkap Saleh usai pelantikan pejabat eselon I, di Kementerian Perindustrian.

Saleh mengatakan, pabrikan ponsel asal China tersebut siap menggelontorkan dana investasi sebesar US$ 200 juta. "Itu baru ucapan mereka. Besarannya itu kita harus berterima kasih atas keinginan mereka. Jangan kemarin hanya sekedar pertemuan. Langkah selanjutnya ini yang akan saya kejar," tambah Saleh.  Saleh mengungkapkan, lokasi pabrik ponsel tersebut ada di Tangerang. "Akan ada di Tangerang, mereka minta lahan. Satu komplek sama pabrik lampu mereka. Jadi nilainya besar karena terintegrasi antara pabrik perakitan ponsel dan lainnya," imbuhnya.

Saleh mengungkapkan, walaupun ekonomi Indonesia sedang lesu, namun hal ini tidak terjadi pada industri dalam negeri. Ia mengklaim pertumbuhan industri pada Kuartal I-2015 mencapai 5,21%, kemudian naik menjadi 5,27% pada kuartal II-2015. "Kuartal III menurut informasi akan naik, sebab investasi meningkat. Kita apresiasi atas apa yang dilakukan bersama stakeholder lain. Pertumbuhan kita masih bagus dibanding negara-negara Eropa," ujarnya.

Untuk itu, agar pertumbuhan industri dalam negeri makin tinggi dan produknya makin memiliki daya saing dengan negara lain, Saleh mengharapkan harga gas untuk industri diturunkan. "Harga gas kita masih cukup mahal. Kita koordinasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, Pertagas, dan BUMN, agar keluhan pelaku usaha bisa diatasi. Karena harga gas kita kalah saing dengan negara tetangga pesaing," tutup Saleh.

No comments:

Post a Comment