Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi meskipun pasar saham global menguat. Indeks turun sebesar 14 poin (0,34 persen) ke level 4.332 setelah bergerak di antara 4.325-4.370 pada Rabu (16/9). Sementara rupiah melemah hingga tembus Rp 14.450 per dolar Amerika Serikat (AS). Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah terkoreksi sebesar 50 poin (0,35 persen) ke level Rp 14.459 per dolar, setelah bergerak di kisaran Rp 14.398-Rp 14.462 per dolar.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan IHSG masih dalam tren pelemahan. Bahkan, Nico meramal penurunan bisa mencapai level 3.800. “Saya melihat bottom bisa mencapai 3.800. Timing selalu susah, tapi yang jelas indeks akantesting lagi di level 4.100. Kalau bertahan di 4.100, level 3.800 tidak akan terlihat. Kalau pecah 4.100, maka support berikutnya ada di 3.826,” ujarnya di Jakarta, Rabu (16/9).
Sementara itu terkait rupiah, Nico menilai pelemahan yang terjadi disebabkan berbagai faktor global. Namun ia menilai melemahnya rupiah masih normal karena mata uang regional Asia juga mengalami pelemahan terhadap dolar. “Rupiah kira-kira bisa melemah hingga Rp 15 ribu. Saya yakin sangat bisa, karena melemah sedikit-sedikit dan menuju ke sana. Tapi itu hal yang baik, karena mata uang di negara Asia juga melemah. Kalau menguat sendiri, rupiah tidak kompetitif lagi. Kita harus mengingat itu, kita tidak hidup sendiri tapi berkompetisi dengan negara lain seperti Thailand, Malaysia dan Singapura,” jelasnya.
Dalam perdagangan saham, Mandiri Sekuritas mencatat investor membukukan transaksi sebesar Rp 3,62 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp 2,94 triliun dan transaksi negosiasi Rp 684,59 miliar. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 348,28 miliar. Sebanyak 123 saham naik, 140 saham turun, 86 saham tidak bergerak, dan 206 saham tidak ditransaksikan. Sebanyak enam sektor melemah, dipimpin oleh sektor industri dasar yang turun 1,57 persen dan sektor aneka industri yang turun 1,45 persen.
Saham di sektor industri dasar yang paling terkoreksi adalah PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW, Rp 1.215) yang turun 5,08 persen dan PT Suparma Tbk (SPMA, Rp 118) yang turun 4,84 persen. Di sektor aneka industri, saham yang paling melemah adalah PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM, Rp 57) sebesar 5 persen dan PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM, Rp 119) sebesar 4,8 persen.
Dari Asia, mayoritas indeks saham menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang naik sebesar 0,81 persen, indeks Kospi di Korsel yang menguat sebesar 1,96 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong yang terapresiasi sebesar 2,38 persen. Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa juga menguat sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris naik 1 persen, DAX di Jerman yang menguat 0,73 persen, dan CAC di Perancis yang terapresiasi 1,29 persen.
No comments:
Post a Comment