Wednesday, September 23, 2015

Pemerintah Punya Utang Baru Rp 2,5 Triliun Lewat 4 Varian Sukuk

Pemerintah menarik utang baru sebesar Rp 2,5 triliun dari pasar obligasi melalui lelang empat seri surat berharga syariah atau sukuk negara pada Selasa (22/9). Keempat seri sukuk negara yang dilelang adalah SPN-S 09032016 (reopening), PBS006 (reopening), PBS008 (reopening), dan PBS009 (reopening). Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Keuangan N.E. Fatimah, menjelaskan total penawaran yang masuk dari lelang empat seri sukuk tersebut mencapai Rp 4,67 triliun. Namun, yang dimenangkan hanya sebesar Rp 2,5 triliun.

"Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang SBSN yang dimenangkan sebesar Rp 2,5 triliun," ujar Fatimah melalui keterangan pers, Rabu (23/9).

SPN-S 09032016 merupakan sukuk negara bertenor pendek, dengan waktu jatuh tempo pada 9 Maret 2016. Dengan tingkat imbal hasil (yield) sebesar 6,93 persen, seri ini hanya dimenangkan sebesar Rp 445 miliar dari total penawaran yang masuk Rp 1,1 triliun. Lalu PBS006 merupakan sukuk negara bertenor lima tahun, dengan yield 9 persen. Jumlah yang dimenangkan pemerintah untuk seri ini sebesar Rp 580 miliar dari total penawaran yang masuk Rp 810 miliar.

Selanjutnya PBS008 , sukuk negara bertenor 10 bulan, dimenangkan dengan yield 7,6 persen. Adapu nominal yang diserap sebesar Rp 425 miliar dari total penawaran yang masuk Rp 926 miliar. Terakhir PBS009, dimenangkan pemerintah sebesar Rp 1 triliun dari toal penawaran yang masuk Rp 1,78 triliun. Obligasi bertenor tiga tahun ini dimenangkan dengan yield 8,44 persen.Pemerintah membidik pembiayaan sebesar Rp 2,5 triliun dari lelang empat seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara berbasis proyek pada Selasa (8/9).

Obligasi syariah negara yang akan dilelang adalah seri PBS006 dengan tenor lima tahun, PBS008 bertenor satu tahun, dan PBS009 bertenor tiga tahun. Terakhir adalah sukuk negara jangka pendek seri SPN-S 09032016 yang akan jatuh tempo pada 9 Maret 2016.  Kementerian Keuangan dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, target indikatif dari lelang keempat sukuk negara tersebut sebesar Rp 2,5 triliun. Pembiayaan ini dalam rangka memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015.

"Lelang SBSN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang SBSN," ujar Kepala Biro Humas Kemenkeu, N.E. Fatimah, dikutip Senin (7/9).  Fatimah menjelaskan lelang bersifat terbuka menggunakan metode harga beragam (multiple price). Lelang akan diikuti oleh 17 bank dan empat perusahaan sekuritas.

"Pada prinsipnya, semua pihak, investor individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian (bids) dalam lelang, namun dalam pelaksanaannya penyampaian bids harus melalui peserta lelang yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan," jelas Fatimah. Pemerintah akan menerbitkan obligasi syariah atau sukuk berbasis proyek pada tahun depan, dengan target indikatif sebesar Rp 13,7 triliun.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, seperti dikutip dari salinan dokumen jawaban pemerintah atas pandangan umum fraksi-fraksi DPR,.  Menkeu menyebutkan hasil dari lelang surat berharga syariah negara (SBSN) berbasis proyek itu akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp 7,2 triliun, Kementerian Perhubungan Rp 5 triliun dan Kementerian Agama Rp 1,5 triliun.

Selain itu, Bambang mengatakan pemerintah juga merencanakan alokasi anggaran sebesar Rp 313,5 triliun yang dikhususkan untuk pembangunan infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negeri (APBN) 2016.  Menurut Menkeu, alokasi anggaran infrastruktur tersebut diarahkan untuk pembangunan konektivitas, kedaulatan pangan, energi, serta perumahan, air minum dan sanitasi.

Selain itu, lanjut Bambang, pembangunan infrastruktur juga akan diarahkan ke wilayah-wilayah terisolir, terpencil, dan terluar guna memperlancar sekaligus menekan biaya distribusi logisitik.  Pembangunan koneltivitas tersebut antara lain pembangunan dan pemeliharaan ruas jalan sepanjang 375 kilometer, jembatan sepanjang 6.283,9 meter, pembangunan 4 dermaga sungai dan danau, jalur kereta api sepangjang 110,9 kilometer, renovasi pasar rakyat.

Tak hanya itu, anggaran tersebut juga difokuskan untuk memenuhi kebutuhan energi melalui fasilitasi penyelesaian pembangunan pembangkit 35 ribu mega watt, rasio elektrifikasi 90,15 persen dan kapasitas pembangkit sebesar 61,5 giga watt. Di bidang pertanian dan kelautan, anggaran diarahkan untuk pengembangan jaringan dan optimasi air seluas 500 ribu hektar, membangun kapal perintis penumpang dan barang sebanyak 94 unit, serta membangun sarana bantu navigasi pelayaran sebanyak 215 unit.

No comments:

Post a Comment