PT HK Realtindo sedang membidik tanah di sejumlah lokasi yang dilalui proyek Jalan Tol trans Sumatera. Anak usaha BUMN PT Hutama Karya ini berhati-hati menetapkan lokasi tanah yang akan diakuisisi. Alasannya mencegah spekulan mengambil alih lahan tersebut, sehingga melambung tinggi.
Asal tahu saja, harga tanah di Sumatera yang tidak berada di luar perkotaan hanya Rp 10.000-Rp 20.000 per meter persegi. Sayangnya, kondisi bisa berubah drastis bila ada spekulan yang mempermainkan harga lahan, ketika mengetahui lahan tersebut tengah diincar pemerintah untuk proyek infrastruktur seperti jalan tol.
"Harganya yang bukan perkotaan hanya Rp 10.000-20.000 per meter persegi. Tapi kalau sudah dilanggar (dilalui) jalur untuk proyek jalan tol, harganya bisa melambung tinggi, karena ada spekulan masuk ke situ," jelas Direktur Utama HK Realtindo, Muhammad Fauzan, saat makan malam bersama di Pacific Restaurant and Lounge, Jakarta, Jumat (18/9/2015).
Ia menambahkan, harga murah ini yang menjadi salah satu alasan, mengapa banyak perkebunan sawit dengan luas ratusan hektar di Sumatera. "Karena beli 1 hektar masih kena Rp 100 juta saja. Masih sangat murah," jelas dia. Untuk itu ia berharap, ada dukungan dari pemerintah untuk menghindarkan para spekulan mengusai tanah atau lahan yang menyebabkan harga tanah menjadi melambung tinggi.
"Karena ini kan bukan sekedar proyek pembangunan. Tapi pembangunan kawasan baru, pusat pertumbuhan baru. Kalau sampai terkendala masalah lahan yang klasik, maka yang rugi adalah pemerintah karena pembangunannya terhambat," pungkas dia.
HK Realtindo sendiri tengah membidik lahan-lahan di samping Jalan Tol Trans Sumatera. Ada 4 titik yang diincar dengan luas rata-rata 30-70 hektar. Untuk membiayai proses tersebut, HK Realtindo telah menyiapkan dana sekitar Rp 150 milar.
No comments:
Post a Comment