Sunday, September 20, 2015

FBI Selidiki Kasus Korupsi dan Pencucian Uang PM Malaysia Najib Razak

FBI telah meluncurkan investigasi atas dugaan skandal korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Penyelidikan ini dimulai tidak lama setelah seorang politikus Malaysia ditangkap saat hendak melaporkan skandal ini ke FBI. Media Wall Street Journal mengutip informasi ini dari salah satu sumber yang disebut paham dengan masalah ini. Lingkup dari investigasi masih belum jelas. Demikian dilansir Reuters.

Baik FBI maupun 1MDB belum menanggapi permintaan komentar atas informasi ini.  Sebelumnya, Kepolisian Malaysia menangkap mantan pejabat partai United Malays National Organisation (UMNO) yang kerap mengkritik Perdana Menteri Najib Razak terkait skandal korupsi 1MDB pada Jumat (18/9). Politikus bernama Khairuddin Abu Hassan ini ditangkap saat hendak terbang ke New York, Amerika Serikat, untuk melaporkan skandal korupsi 1MDB kepada FBI.

Kharuddin dianggap sebagai whistleblower skandal korupsi perusahaan investasi milik negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang menyeret PM Najib. Pengacara Khairuddin, Matthias Chang, menyebut penangkapan ini sebagai upaya pemerintah Malaysia untuk membungkam kliennya.  Khairuddin merupakan mantan Ketua DPP UMNO . Dia menyerukan transparansi soal aliran dana dari 1MDB yang disebut-sebut masuk ke rekening pribadi PM Najib, seperti dilaporkan Wall Street Journal pada Juli lalu. Khairuddin telah pergi ke Swiss, Inggris, Prancis dan Hong Kong untuk melaporkan kasus ini, setelah merasa penyelidikan otoritas Malaysia tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Otoritas Swiss secara terpisah telah memulai penyelidikan dugaan korupsi dan pencucian uang terkait 1MDB. Penyelidikan difokuskan pada dua eksekutif 1MDB dan juga seseorang yang tidak disebut identitasnya, terkait dugaan korupsi oleh pejabat asing.  Otoritas Swiss membekukan sejumlah aset pada rekening bank terkait penyelidikan terhadap 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Swiss menyelidiki 1MDB terkait dugaan korupsi dan pencucian uang.

Baik otoritas Swiss maupun otoritas Malaysia melakukan penyelidikan pidana terhadap 1MDB, yang badan penasihatnya dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. 1MDB dilanda kontroversi terkait utang US$ 11 miliar dan dugaan penyelewengan pengelolaan keuangan. "Kantor Jaksa Agung Swiss (OAG) telah membekukan sejumlah aset bernilai hingga puluhan juta dolar AS pada beberapa rekening bank Swiss," demikian pernyataan juru bicara OAG dalam keterangannya, seperti dilansir Reuters.

"Pada tahap awal ini, OAG melakukan analisis dan mengonsolidasikan bukti-bukti yang ada. OAG sudah melakukan komunikasi dengan otoritas Malaysia. Kerja sama internasional dengan negara-negara lain, khususnya Malaysia, mungkin akan diperlukan untuk membangun fakta-fakta," imbuhnya. Sementara itu di Malaysia, pihak 1MDB mengaku telah mengetahui laporan sementara otoritas Swiss. "Sepengetahuan 1MDB, tidak ada rekening milik perusahaan (1MDB) yang dibekukan. 1MDB tengah dalam proses mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap penyelidikan yang tengah berlangsung di Swiss, agar perusahaan bisa bekerja sama secara penuh," demikian pernyataan 1MDB.

Otoritas Keuangan Swiss, FINMA menyatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan bersama beberapa bank di Swiss, terkait dugaan adanya bank yang pernah berurusan dengan 1MDB. Penyelidikan oleh otoritas Swiss ini dimulai bulan lalu, terhadap dua eksekutif 1MDB dan juga seseorang yang tidak disebut identitasnya, terkait dugaan korupsi oleh pejabat asing, penyelewengan dalam perusahaan publik dan pencucian uang "Proses-proses tersebut didasarkan atas dua pemberitahuan adanya transaksi mencurigakan dari unit intelijen keuangan Swiss, MROS," demikian pernyataan OAG.

Kepolisian Malaysia menangkap mantan pejabat partai UMNO yang kerap mengkritik Perdana Menteri Najib Razak terkait skandal korupsi 1MDB. Politikus ini ditangkap saat hendak terbang ke New York, Amerika Serikat untuk melaporkan skandal korupsi 1MDB kepada FBI. Seperti dilansir AFP, Sabtu (19/9/2015), Khairuddin Abu Hassan ditangkap polisi Malaysia pada Jumat (18/9) setelah dia dicegat saat akan terbang ke AS untuk bertemu FBI. Kharuddin dianggap sebagai whistleblower skandal korupsi perusahaan investasi milik negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang menyeret PM Najib.

Pengacara Khairuddin, Matthias Chang menyebut penangkapan ini sebagai upaya pemerintah Malaysia untuk membungkam kliennya. Dituturkan Chang, bahwa kliennya dijerat dakwaan berencana merusak demokrasi parlementer, dakwaan tak jelas yang rawan penyalahgunaan wewenang pemerintah. "Mereka ingin menghentikannya berangkat dan mungkin untuk mengintimidasinya," tutur Chang. Belum ada tanggapan resmi dari kepolisian maupun otoritas Malaysia atas penangkapan Khairuddin ini. Ditambahkan Chang, pengadilan setempat memerintahkan penahanan Khairuddin selama seminggu untuk menjalani interogasi.

Khairuddin yang mantan Ketua DPP UMNO (United Malays National Organisation) ini menyerukan transparansi soal aliran dana dari 1MDB yang disebut-sebut masuk ke rekening pribadi PM Najib, seperti dilaporkan media AS, Wall Street Journal pada Juli lalu. Khairuddin telah pergi ke Swiss, Inggris, Prancis dan Hong Kong untuk melaporkan kasus ini, setelah merasa penyelidikan otoritas Malaysia tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Otoritas Swiss secara terpisah telah memulai penyelidikan dugaan korupsi dan pencucian uang terkait 1MDB. Penyelidikan difokuskan pada dua eksekutif 1MDB dan juga seseorang yang tidak disebut identitasnya, terkait dugaan korupsi oleh pejabat asing.

No comments:

Post a Comment