Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Rudy Lengkong di Jakarta, Rabu (16/2), mengatakan, dengan kerja sama itu, anggota Asephi menjadi lebih bankable atau terjangkau perbankan. Selama ini pembiayaan usaha kecil menengah, termasuk produsen kerajinan, masih sulit. ”Dengan kerja sama ini, semoga pembiayaan lebih mudah. Hal ini untuk mendukung usaha anggota Asephi,” kata Rudy.
Pada tahun 2010, nilai ekspor anggota Asephi mencapai 600 juta dollar AS. Negara tujuan utama di antaranya Jepang dan Amerika Serikat. Diperkirakan, pada tahun 2011 ini akan terjadi peningkatan ekspor ke negara-negara wilayah Asia Tenggara atau ASEAN.
Inacraft, kata Rudy, berperan besar dalam memasarkan produk industri kerajinan di Indonesia. Indikatornya antara lain peningkatan transaksi ritel dan perdagangan, baik selama masa pameran maupun pemesanan setelah pameran berakhir.
Pada tahun 2009, transaksi ritel pada ajang Inacraft Rp 85 miliar dan transaksi dagang 7,548 juta dollar AS. Pada tahun 2010, transaksi ritel meningkat menjadi Rp 90 miliar dan transaksi dagang menjadi 8,676 juta dollar AS.
Rudy memastikan, baik transaksi ritel dan dagang pada Inacraft maupun transaksi ekspor pada tahun 2011 akan naik sekitar 10-20 persen. ”Hasil kerajinan akan naik nilainya meskipun banyak hal yang memengaruhi kondisi ekonomi saat ini,” kata Rudy optimistis.
Donny Bima, Wakil Presiden Dana dan Jasa Konsumen BNI, seusai menandatangani kerja sama dengan Asephi, memaparkan, pertumbuhan kartu ATM BNI cukup signifikan. Setiap penambahan nasabah baru berarti penambahan kartu ATM baru.
Saat ini total jumlah nasabah tabungan mencapai 10 juta orang.
Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah kartu debet dan ATM di Indonesia tumbuh rata-rata 12,7 persen per tahun dalam lima tahun terakhir. Kartu ATM sekaligus debet tersebut diterbitkan oleh 46 bank. Nilai transaksi pada tahun 2010 mencapai Rp 1.991 triliun, dengan volume 1.806 juta transaksi.
Porsi penarikan tunai masih lebih besar dibandingkan dengan aktivitas lain kendati cenderung menurun. Pada tahun 2005, porsi penarikan tunai mencapai 78,3 persen dan pada tahun 2010 turun menjadi 72 persen.
No comments:
Post a Comment