Sunday, February 20, 2011

Jamsostek Sedang Berbenah Untuk Perbaiki Kinerja Buruh

Dari 32 juta peserta program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diselenggarakan PT Jamsostek (Persero) berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, baru 9,34 juta pekerja yang aktif membayar iuran bulanan. Sebanyak 22,4 juta peserta sudah tidak lagi aktif.

Soal kepesertaan selalu menjadi tantangan pengelola badan usaha milik negara (BUMN) pengelola dana pekerja yang kini beraset Rp 102,9 triliun dan dana investasi Rp 99,11 triliun (laporan keuangan 2010 belum diaudit) ini. Walau nilai aset dan dana investasi terus naik, penambahan jumlah peserta belum signifikan.

Pengawasan ketenagakerjaan yang lemah membuat pelaksanaan UU No 3/1992 tak semudah membalik telapak tangan. Selain itu, pola pengelolaan yang berorientasi laba dari sektor keuangan juga sempat menjauhkan Jamsostek dari pekerja.

Namun, itu dulu. Tidak bisa dimungkiri, dalam empat tahun ini manajemen Jamsostek mulai mengubah arah dengan lebih memerhatikan peningkatan manfaat program bagi peserta.

Jamsostek menyelenggarakan program-program dasar jaminan sosial, antara lain jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK), jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian, dan jaminan hari tua (JHT). Sepanjang tahun 2010 Jamsostek membayar klaim JHT sebanyak Rp 5,8 triliun, klaim JPK Rp 811,4 miliar, klaim JKK Rp 401,2 miliar, dan klaim jaminan kematian (Rp 247,9 miliar).

Pasar keuangan masih target untuk berinvestasi. Dari Rp 99,1 triliun dana investasi, Rp 31,2 triliun dalam deposito, obligasi Rp 39,7 triliun, saham Rp 22 triliun, reksa dana Rp 5,6 triliun, penyertaan modal Rp 27 miliar, dan properti Rp 469 miliar.

Dari hasil investasi ini, peserta menikmati imbal hasil dana JHT rata-rata 10,6 persen tahun 2010, lebih tinggi daripada bunga deposito bank komersial. Dengan berbagai strategi, sepanjang aman, sudah semestinya investasi dana Jamsostek yang puluhan triliun tersebut mendatangkan imbal hasil tinggi.

Namun, sebenarnya pekerja tidak menuntut keuntungan semata. Manajemen sudah semestinya berinovasi membuat terobosan investasi yang bermanfaat langsung bagi peserta.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar, dan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa telah meresmikan pemakaian enam blok rusunawa Jamsostek di kawasan industri Kabil, Batam, Kepulauan Riau, 8 Oktober 2010.

Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga menyampaikan rencana ambisius. Jamsostek segera membangun 14 blok rusunawa lagi di kawasan yang sama tahun 2011 sehingga akhirnya mampu menampung 4.000 pekerja.

Pekerja peserta Jamsostek bisa menyewa kamar, berkapasitas empat orang, seharga Rp 100.000-Rp 132.500 per orang per bulan. Pekerja bisa menghemat biaya kos, yang dapat lebih mahal 200-300 persen dengan fasilitas serupa dan ongkos transportasi. Biaya ini menghabiskan 40 persen upah pekerja.

Dengan fasilitas rusunawa Jamsostek yang murah dan dekat ke tempat kerja, mereka bisa menabung. Pekerja bisa memenuhi kebutuhan lain sehingga bisa merasakan manfaat Jamsostek saat itu juga.

Artinya, manfaat kepesertaan Jamsostek tidak di kala sedang sakit saja, atau saat ahli waris menerima pencairan klaim jaminan kecelakaan kerja yang berakibat kematian peserta sebanyak 60 kali penghasilan per bulan.

Manfaat-manfaat langsung yang dirasakan pekerja peserta Jamsostek seperti rusunawa ini yang harus terus dikembangkan. Program investasi riil yang langsung menyentuh pekerja peserta Jamsostek tentu akan menebarkan manfaat program jaminan sosial ini dengan sendirinya.

Pengusaha pun sukacita menyertakan pekerja mereka dalam program Jamsostek, tidak hanya untuk mengalihkan risiko, tetapi juga untuk memberi kesempatan pekerja hidup lebih terhormat dan sejahtera dengan manfaat Jamsostek.

Tidak terlalu sulit bagi Jamsostek untuk mewujudkan hal ini. Toh, tidak ada ruginya karena kian banyak manfaat bagi peserta, semakin orang tertarik mengikuti program Jamsostek.

Tentu investasi sektor riil yang bermanfaat bagi pekerja peserta program Jamsostek tak sebatas properti. Semoga terus ada inovasi transparan dan akuntabel dengan orientasi mendorong manfaat bagi peserta. Ini karena PT Jamsostek dan pekerja saling membutuhkan untuk terus berkembang

No comments:

Post a Comment