Sejumlah peternak ikan koi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengeluhkan cuaca dingin yang berlangsung lama. Suhu udara rendah dan lembab membuat ikan-ikan koi yang dipelihara secara massal menderita penyakit menular.
Agus Triyanto, peternak ikan koi di Nglegok, Blitar mengatakan, serangan penyakit yang banyak memicu kematian ini disebabkan oleh jamur. Ikan yang terserang jamur akan mengalami penurunan daya tahan tubuh dan nafsu makan. “Biasanya dia menyendiri,” kata Agus, Selasa (14/12).
Ciri-ciri fisik lain yang bisa dipantau secara kasat mata adalah perubahan warna sirip dan tubuh ikan menjadi merah. Celakanya, penyakit tersebut dengan cepat menular kepada ikan lain yang berada dalam satu kolam. Sehingga penyebarannya semakin cepat dan berpotensi kerugian yang cukup besar bagi peternak.
Jamur muncul seiring suhu udara dingin dan lembab. Untuk menekan pertumbuhan jamur, peternak memasang alat pemanas air di kolam. Pertumbuhan jamur bisa dihambat dengan mempertahankan suhu kolam hingga 30 derajat celcius. Air kolam juga ditaburi garam yang diyakini bisa membunuh jamur. “Jamur tak akan tumbuh kalau ada musim kemarau,” katanya.
Upaya lain yang dilakukan para peternak adalah memantau pertumbuhan ikan setiap hari. Setiap ikan yang terindikasi sakit segera dipisahkan ke kolam tersendiri. Hingga kini belum ada vaksin atau formula yang bisa membunuh jamur tersebut. Serangan ini kerap menimpa ikan koi yang berumur satu hingga tiga bulan.
Budi daya ikan koi di Blitar sudah berlangsung lama dan terpusat di Kecamatan Penataran dan Nglegok. Kualitas ikan koi dari kawasan ini cukup bagus karena didukung struktur tanah yang tinggi. Air dari mata air lereng Gunung Kelud yang bersih cukup menunjang pengembangbiakan ikan koi.
Karena itu hampir seluruh penduduk di kawasan tersebut memiliki kolam pemijahan ikan koi. Bahkan, bekas Presiden Megawati Sukarmoputri sempat mengunjungi lokasi ini dan memberikan sejumlah bibit ikan koi kepada warga setempat.
Beruntung kondisi ikan yang tengah diterpa penyakit jamur tidak mempengaruhi permintaan pasar. Dalam sebulan sentra ikan koi milik Agus Triyanto bisa mengirimkan 1.000 ekor ke Jakarta, Sumatera, Sulawesi, dan Mataram.
Setiap satu ekor ikan koi ukuran 15 sentimeter dipatok dengan harga Rp 100-150 ribu. Sedangkan kualitas di atasnya bisa menembus angka Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per ekor. “Ukuran 25 sentimeter bisa dibeli Rp 2,5 juta per ekor,” kata Agus.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Blitar Wiyakto mengaku masih berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat untuk mengatasi persoalan itu. Dia berharap serangan jamur tak berlangsung lama untuk mempertahankan sentra ikan koi Blitar yang sudah dikenal hingga mancanegara. “Mudah-mudahan ada solusinya,” ujar dia.
No comments:
Post a Comment