Keterlibatan Jepang tersebut terlihat dalam pertemuan Menteri Perindustrian MS Hidayat dengan delegasi Keidanren (kelompok pengusaha terkemuka Jepang) yang dipimpin Yonekura Hiromasa di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (14/2).
Delegasi Keidanren juga bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, dan Ketua Kamar Dagang Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto.
Pertemuan ini umumnya membahas kerja sama pembangunan infrastruktur pengaman energi, termasuk bilateral soal mekanisme perdagangan karbon, dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi Indonesia.
Keidanren adalah asosiasi yang beranggotakan 100 perusahaan besar di Jepang yang turut menentukan kebijakan investasi, ekspor, dan impor. Setiap tahun Keidanren menyelenggarakan Forum Indonesia-Jepang. Tahun 2011 ini mereka secara khusus membicarakan enam koridor ekonomi sebagai bagian dari percepatan pembangunan ekonomi nasional.
Infrastruktur Jabodetabek
Seusai pertemuan, Hidayat mengatakan, ”Rencananya, sepanjang Jabodetabek dibangun infrastruktur, termasuk di Cikarang, Karawang, sampai Banten, agar infrastruktur kita lebih lengkap. Kita akan bahas lebih lanjut bagaimana prioritasnya. Selain itu, saya sebagai Menperin juga mempromosikan kluster-kluster industri yang membutuhkan investasi mereka di bidang energi dan infrastruktur.”
Menurut Menperin, dalam pertemuan dengan delegasi Keidanren sebelumnya, Wapres juga menyampaikan keinginan agar pengusaha Jepang terlibat dalam tiga investasi unggulan.
Pertama, proyek pembangkit listrik di Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1.000 megawatt yang menggunakan teknologi supercritical dengan total nilai investasi lebih kurang 3 miliar dollar AS. Kedua, pembuatan jalur kereta api dari Cengkareng ke Manggarai yang harus dibangun tahun ini juga dengan sistem railway modern. Ketiga, proyek air bersih di Jawa Timur.
Enam koridor ekonomi itu, kata Menperin, nantinya membawahkan pusat-pusat pertumbuhan di wilayah Indonesia. Pusat pertumbuhan tersebut sebagian besar terdiri atas kluster-kluster industri.
No comments:
Post a Comment