”Nilai investasi yang sudah dalam pipeline (sudah disebutkan langsung oleh Pemerintah Korea Selatan) adalah 12 miliar dollar AS. Itu diungkapkan secara eksplisit oleh Menteri Ilmu Pengetahuan dan Ekonomi Korea Selatan (Choi Joong Kyung) dalam paparan Joint Ministerial Meeting kemarin (Rabu, 16 Februari 2011),” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Jumat (18/2).
Menurut Hatta, dirinya sudah melaporkan hasil kunjungan ke Korea Selatan antara 15-17 Februari 2011 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden memerintahkan Hatta segera membentuk tim khusus yang anggota terendahnya adalah pejabat setingkat direktur dari departemen terkait.
”Kami ingin tim ini menjadi pusat pembongkaran setiap hambatan yang dihadapi pengusaha Korea nanti. Sehingga pada April 2011, seluruhnya sudah jelas proyek, nilainya, dan insentif yang diberikannya,” ujarnya.
Pada 17 Februari 2011, Hatta mengikuti acara Forum Bisnis Korea-Indonesia, Akselerasi dan Ekspansi Pengembangan Ekonomi Indonesia di Seoul. Hadir dalam kesempatan itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung, serta Ketua Kamar Dagang dan Industri Suryo Bambang Sulisto. Adapun dari Korea Selatan dihadiri Menteri Ilmu Pengetahuan Ekonomi Choi Joong Kyung.
Sementara itu, sejumlah pimpinan perusahaan besar AS, Jumat, bertemu Presiden Yudhoyono di Istana Negara. Mereka menegaskan komitmennya untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Indonesia dinilai mengalami kemajuan dalam memberikan kemudahan dan kepastian untuk pelayanan investasi.
Pimpinan perusahaan besar AS itu antara lain President of USABC Alexander Feldman, Senior VP International Relation Freeport Russel King, Presiden GE ASEAN Stuart Dean, serta Steve Green dari Chevron Indonesia.
No comments:
Post a Comment