Thursday, February 3, 2011

Pembangunan Jal Tol Merupakan PIlihan Mengatasi Kemacetan

Kebijakan pemerintah membatasi bahan bakar minyak bersubsidi bagi kendaraan pribadi per April 2011 kian mendorong pendapatan jalan tol. Pasalnya, sampai saat ini kondisi sarana transportasi publik masih memprihatinkan. Masyarakat, terutama kalangan menengah, tetap akan menggunakan kendaraan pribadi meski harus mengeluarkan biaya lebih demi mengejar efisiensi waktu.

”Transportasi kita masih sangat payah. Dari sisi jumlahnya masih tidak sepadan dengan jumlah penduduk, sementara dari sisi kualitas juga tidak memberikan kenyamanan. Transportasi kita belum tertata dengan rapi. Dengan kondisi seperti itu, masyarakat rela harus mengeluarkan uang lebih asal bisa sampai ke lokasi kerja tepat waktu,” kata M Ramdani Basri, Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (2/2).

Menurut dia, saat ini ada sekitar 23 juta orang yang bepergian di Jakarta setiap hari. Jumlah itu tidak bisa terserap oleh sarana transportasi publik seperti transjakarta dan kereta. ”Karena tidak ada pilihan lain, masyarakat akan tetap menggunakan mobil pribadi dan memilih lewat jalan tol. Alasan itulah yang membuat kami yakin pendapatan jalan tol sepanjang tahun ini tidak akan turun gara-gara pembatasan BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi untuk mobil pribadi,” katanya.

Pada tahun 2010 lalu lintas di empat ruas jalan tol, yang dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure, meningkat pesat. Di ruas Jalan Lingkar Barat Satu, yang diresmikan pada Februari 2010, lalu lintas berkisar 3,5 juta kendaraan. Volume lalu lintas di ruas Tol Bintaro-Serpong juga naik 9,3 persen dengan peningkatan pendapatan 19,2 persen dibandingkan tahun 2010. Peningkatan lalu lintas dan pendapatan juga terjadi di ruas Tol BMN Makassar masing-masing 12 persen dan 27,7 persen. Peningkatan tertinggi terjadi pada ruas Tol JTSE antara Penjaringan-Kebon Jeruk, yakni 29,1 persen untuk lalu lintas dan 30,1 persen untuk pendapatan.

Omar Dani Hasan, Direktur PT Nusantara Infrastructure, mengatakan, total penyerapan kendaraan di empat ruas tol tersebut pada 2010 berkisar 66 juta kendaraan. Tahun ini, pihaknya menargetkan penyerapan sebesar 78 juta kendaraan. ”Kami yakin target tersebut bisa tercapai. Saat pembatasan BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi, masyarakat mungkin awalnya akan terpengaruhi secara psikologis. Namun, karena tidak ada pilihan, mereka akan menggunakan kendaraan pribadi dan mengakses jalan tol,” ujarnya.

Agung (35), warga Bogor yang bekerja di Jakarta, mengaku akan tetap menggunakan kendaraan pribadi menuju tempat kerja. Meski ada sarana kereta, karena kapasitasnya tidak sepadan, para penumpang harus berdesak-desakan.

”Tarif Tol Bogor-Jakarta sekitar Rp 15.000, kalau pergi pulang berarti Rp 30.000 per hari. Hampir sepertiga dari gaji saya habis untuk transportasi,” katanya

No comments:

Post a Comment