Friday, February 4, 2011

Jasa Marga Menguji Coba Sistem Pembayaran Jalan Tol Dengan e Card Elektronik

Antrean kendaraan yang masuk dan keluar pintu tol Jakarta dan sekitarnya semakin hari kian panjang saja. Pada jam sibuk, untuk mencapai pintu tol Taman Mini dari arah Bogor, misalnya, butuh waktu paling tidak 45 menit. Padahal jarak tempuhnya tak sampai 3 kilometer. Selain disebabkan oleh volume kendaraan, sistem pembayaran manual turut berkontribusi memicu antrean.

PT Jasa Marga sebagai pengelola jalan tol mengenalkan sistem pembayaran elektronik e-Toll Card di jalur khusus untuk mengurangi antrean. Tapi kartu hasil kerja sama dengan Bank Mandiri itu tak kunjung menarik minat pengendara. Sejak dikenalkan tahun lalu, e-Toll Card ini hanya menyumbang 6 persen dari total transaksi tol. Tahun ini transaksi elektronik dari kartu tersebut baru sekitar Rp 720 juta.

Direktur Utama PT Jasa Marga Frans Sunito mengatakan sosialisasi e-Toll Card memang masih sangat kurang. Apalagi gerbang yang menyediakan fasilitas transaksi ini baru ada di jalan tol dalam kota. Untuk mendorong penggunaan kartu tol, Jasa Marga dan Bank Mandiri sepakat memperluas pemakaian e-Toll Card ke jalan tol lingkar luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road). Transaksi e-Toll Card pun diharapkan menyumbang Rp 3,6 miliar pada 2013.

Setelah memaparkan peningkatan kerja sama dengan Jasa Marga dan Bank Mandiri pada Kamis pekan lalu, Frans menjelaskan rencana perseroan merancang pembayaran jalan tol tanpa kendaraan harus berhenti.

Bisa dijelaskan sistem transaksi tanpa berhenti yang dirancang Jasa Marga?

Ya, kami sedang mencoba sistem yang tanpa berhenti. Jadi langsung dengan alat ditaruh di kaca mobil yang akan dibaca alat kami di gardu tol. Kendaraan tidak harus berhenti dan tanpa harus membuka jendela. Tahun depan, rencana ini kami luncurkan untuk umum di wilayah Jakarta dulu. Sistemnya memakai kartu e-Toll Card yang sama.

Berapa total investasi yang ditanam?

Saya belum bisa ngomong nilainya. Sistem ini kami kembangkan bersama Bank Mandiri.

Kalau investasi untuk e-Toll Card?

Bank Mandiri yang berinvestasi di e-Toll Card. Kami menyiapkan peralatan di gerbang tol seperti biasa. Kemudian Bank Mandiri melengkapi alat yang bisa menjadikan kartu itu sebagai transaksi elektronik.

Berapa total pengguna e-Toll Card?
Penggunaan e-Toll Card dimulai pada 2009. Saat ini kurang-lebih 6 persen dari pengguna jalan tol dalam kota. Pada 2012, mudah-mudah bisa mencapai 30 persen. Untuk tahun depan, kami targetkan seluruh jalan tol milik kami sudah bisa memakai e-Toll Card.

Tapi tidak semua pengguna kendaraan mengetahui e-Toll Card?

Justru momen seperti ini yang kami gunakan supaya orang lebih tahu, dengan bantuan media juga. Ini bagian dari sosialisasi.

Berapa persen kenaikan pengguna jalan tol tahun ini?
Kami harapkan pendapatan Jasa Marga di atas Rp 4,2 triliun. Dibanding tahun lalu, kenaikannya kurang-lebih 15 persen.

Pemicunya?
Volume lalu lintas. Kedua, kenaikan tarif yang sifatnya periodik. Untuk kenaikan volume kendaraan sekitar 3-4 persen dari 900 juta transaksi. Tahun depan, kami estimasi mencapai satu miliar transaksi.

Apa tantangan terberat Jasa Marga dalam mengembangkan proyeknya?

Kami berharap masalah pembebasan lahan bisa cepat selesai supaya kami bisa mulai konstruksi. Untuk pendanaan tidak ada masalah. Kami siap. Justru selama ini kami menunggu untuk konstruksi. Dana siap, tapi kami tidak bisa mulai karena tanah belum bebas. Hubungan kami dengan bank sangat baik.

Ada rencana menambah ruas tol?

Tahun 2011, tidak banyak, sekitar 15 kilometer. Tapi itu bagian dari tahapan penambahan dalam tiga tahun ke depan yang mencapai 200 kilometer dari tujuh ruas tol. Yang 15 kilometer itu lokasinya di Semarang-Ungaran (Jawa Tengah) dan Waru-Sepanjang (Jawa Timur).

Berapa modal kerja yang disiapkan tahun depan?

Sekitar Rp 3 triliun, dengan anak usaha total menjadi Rp 7 triliun. Sebagian modal kerja berasal dari kas 30 persen dan perbankan 70 persen.

Bagaimana dengan rencana Jasa Marga masuk sektor properti bersama PT Pembangunan Perumahan?

Ada prosesnya. Kami membuat analisis kelayakan, dan ternyata membutuhkan waktu. Progres pasti ada. Kalau sudah ada progres, akan kami sampaikan.

Modal kerja juga untuk membuat patungan dengan Pembangunan Perumahan?

Ya, tapi kecil. Sebagian besar capital expenditure untuk pembangunan jalan tol. Usaha lain tidak mungkin lebih besar dari usaha induknya. Kami tetap berfokus pada jalan tol.

No comments:

Post a Comment